Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saraswanti Percepat Penambahan Kapasitas Pabrik

Rencananya perseroan akan menambah kapasitas produksi sebanyak 100.000 ton/tahun sehingga total kapasitas menjadi 700.000 ton/tahun.
Ilustrasi./Antara
Ilustrasi./Antara

Bisnis.com, SURABAYA - PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) melalui anak usahanya PT Dupan Anugerah Lestari mempercepat investasi penambahan kapasitas pabrik pupuk untuk mengantisipasi kenaikan permintaan pupuk di tengah naiknya harga CPO.

Direktur Utama SAMF, Yahya Taufik mengatakan saat ini kapasitas produksi pabrik pupuk Saraswanti yakni sebesar 600.000 ton/tahun. Rencananya perseroan akan menambah kapasitas produksi sebanyak 100.000 ton/tahun sehingga total kapasitas menjadi 700.000 ton/tahun.

“Pembangunan sarana pendukung line produksi telah memasuki progres akhir, dan mesin-mesin utama yang diimpor dari India juga akan masuk ke sini pada Januari 2022. Diharapkan kapsitas ini dapat segera dioperasikan pada akhir kuartal III/2022,” jelasnya, Rabu (1/12/2021).

Dia menjelaskan peningkatan kapasitas dilakukan dengan menambah line produksi ke-3 di PT Dupan Anugerah Lestari yang berlokasi di Kawasan Industri Saraswanti Group di Mojokerto. Penambahan line tersebut merupakan line produksi pupuk NPK granul ke-7 yang dimiliki SAMF.

Adapun belanja modal yang telah disiapkan tahun ini untuk penambahan kapasitas produksi yakni sebesar Rp64 miliar yang dialokasikan untuk pengadan mesin produksi dan instalasi. Sedangkan Rp22,5 miliar untuk pengadaan lahan bagi perluasan pabrik, dan sebanyak 13,5 miliar untuk perluasan gudang bahan baku dan barang jadi.

“Untuk tahun depan, rencananya akan dilakukaan pembangunan kantor pemasaran di Sampit dan Pekabaru dengan anggaran yang akan disiapkan yakni Rp5 miliar,” imbuh Yahya.

Berdasarkan data SAMF, kinerja penjualan pupuk Saraswanti pada kuartal III/2021 terealisasi sebesar Rp1,25 triliun atau mengalami kenaikan 25,5 persen dibandingkan kuartal III/2020 yakni Rp994,89 miliar. Kenaikan penjualan salah satunya disebabkan oleh meningkatnya harga CPO, sebab penjualan perseroan selama ini sebanyak 90 persen diserap oleh sektor perkebunan sawit, dan 10 persen perkebunan tebu, karet, kopi dan kakao.

Equity Research Analyst MNC Sekuritas, Aqil Triyadi mengatakan kondisi komoditas kelapa sawit saat ini cukup berdampak pada kinerja industri pupuk di Indonesia. Pergerakan harga CPO belakangan ini sudah naik dan mencapai level tertinggi.

“Peningkatan harga CPO terjadi karena demand minyak kelapa sawit meningkat, jadi cukup wajar jika harga CPO terjadi penguatan. Selain itu, didorong oleh beberapa rantai pasokan di Eropa, Asia, China, Jepang dan Amerika Serikat yang terganggu sehingga harga CPO terdampak dari sentimen tersebut,” jelasnya.

Aqil mengatakan tren perkebunan sawit dalam beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan. Data Kementerian Pertanian mencatat, luas areal sawit di Indonesia pada 2019 mencapai 14,74 juta hektar, lalu pada 2020 meningkat menjadi 14,99 juta hektar.

“Begitu juga dengan produksi CPO pada 2019 tercatat 45,86 juta ton, kemudian pada 2020 meningkat menjadi 49,12 juta ton. Ini artinya ada potensi dalam industri CPO, termasuk akan berdampak industri turunannya yakni pupuk,” jelasnya.

Sementara, lanjut Aqil, konsumsi pupuk di Indonesia pada 2020 juga mengalami peningkatan yang tercatat mencapai 18,58 juta ton untuk pupuk non subsidi, dan sebanyak 10,73 juta ton untuk pupuk subsidi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper