Bisnis.com, SURABAYA - PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) optimistis dapat merealisasikan penjualan pupuk sampai akhir tahun mencapai Rp1,8 triliun atau tumbuh 31 persen seiring dengan berkembangnya potensi pasar terutama di wilayah Indonesia Timur.
Direktur Utama Saraswanti, Yahya Taufik, mengungkapkan selama periode Januari - September 2021, perseroan telah mampu merealisasikan penjualan sebesar Rp1,25 triliun atau tumbuh 25,50 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
“Dengan pencapaian sampai kuartal III itu, kami optimistis target dari rencana bisa tercapai karena komoditas CPO atau perkebunan kelapa sawit yang menjadi sasaran pasar kami selama ini juga mengalami perkembangan yang positif, bahkan di Timur Indonesia juga banyak pengembangan perkebunan,” jelasnya dalam Media Update, Rabu (27/10/2021).
Sementara untuk kinerja laba setelah pajak hingga kuartal III/2021 tercapai Rp97,73 miliar atau meningkat 29,7 persen dibandingkan periode sama 2020 yang tercatat sebesar Rp75,35 miliar. Untuk target laba setelah pajak tahun ini pun dipatok sebesar Rp160 miliar atau naik 38 persen.
“Target-target tersebut kami yakini bisa digapai, apalagi kami sudah punya kontrak penjualan di kuartal IV, bahkan untuk tahun depan. Jadi untuk saat ini kami terus melakukan persiapan matang dengan melakukan pengadaan bahan baku yang meningkat sampai 30 persen untuk mengantisipasi lonjakan permintaan pupuk di 2022,” jelasnya.
Yahya mengatakan selama ini segmen pasar SAMF sebesar 95 persen merupakan penjualan secara business to business (B2B), dan sebanyak 5 persen adalah pasar ritel seperti koperasi.
Baca Juga
Dari penjualan selama ini, sebesar 90 persen diserap oleh sektor perkebunan kelapa sawit, dan 10 persen diserap berbagai komoditas perkebunan lain seperti tebu, karet, kopi dan kakao.
Sedangkan sebaran pasar yang telah menyerap pupuk produksi SAMF ini masih didominasi oleh perkebunan di wilayah Sumatra yakni 40 persen, Jawa 10 persen, Kalimantan 30 persen, serta Sulawesi dan Indonesia Timur sebesar 20 persen.
“Kami melihat perkembangan investasi di sektor perkebunan semakin melebar ke timur, sehingga diharapkan nanti kontribusi pasar kita di Sulawesi dan Indonesia Timur bisa meningkat menjadi 30 - 40 persen,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, untuk mengantisipasi kebutuhan pasar yang meningkat, perseroan pada 2020 sudah menambah investasi pembangunan pabrik di Sampit dan Medan yang kini sudah beroperasi. Pada 2021, perseroan kembali menambah line pabrik di Mojokerto dengan menanamkan investasi Rp50 miliar, serta Rp10 miliar untuk gedung operasional.
“Pembangunan line di Surabaya sudah berlangsung di kuartal III dan IV ini, nanti pabrik Surabaya ini akan difokuskan untuk menyuplai pasar di Indonesia Timur,” imbuhnya.
Adapun total kapasitas produksi pabrik SAMF saat ini sudah mencapai 600.000 ton/tahun dengan tingkat utilitas 80 persen. Dengan bertambahnya line baru di Surabaya, nantinya kapasitas produksi Saraswanti akan menjadi 700.000 ton/tahun.