Bisnis.com, SIDOARJO - Produsen pakan hewan kesayangan atau petfood PT Central Windu Sejati (CWS) yang merupakan anak usaha dari PT Central Proteina Prima Tbk (CP Prima) mulai mengembangkan pasar ekspor yang diawali dengan pengiriman produk perdana ke Brunei Darussalam.
Presiden Direktur CWS Paulius Juta mengatakan ekspor perdana CWS ke Brunei Darussalam tersebut dilakukan pengiriman sebanyak satu kontainer atau 10 ton pakan hewan kesayangan dengan nilai sebesar US$10.000.
“Produk awal yang kami ekspor adalah merek Cleo semua varian yakni kemasan 1,2 kg dan 7 kg, serta merek Bolt Cat Tuna Kibble Ikan dan Bolt Cat Salmon,” ujarnya di sela-sela acara Ekspor Perdana CWS, Kamis (11/11/2021).
Dia mengatakan setelah melakukan ekspor ke Brunei Darussalam, ke depan perseroan akan mengembangkan pasar hingga ke 6 negara potensial di Asia Tenggara, salah satunya ke Filipina dalam waktu dekat.
“Tahap berikutnya kami ingin masuk pasar ekspor ke Filipina, dengan volume yang diekspor hampir sama dengan yang dilakukan ke Brunei Darussalam,” katanya.
Menurutnya, tantangan terbesar bagi industri pakan hewan kesayangan seperti kucing dan anjing untuk menembus pasar ekspor adalah masalah kebijakan di masing-masing negara yang berbeda-beda.
Baca Juga
“Namun pelan-pelan berkat bantuan dan dukungan pemerintah kita bisa melewati proses ekspor ini,” ujarnya.
Adapun saat ini kapasitas pabrik pakan hewan kesayangan CWS mencapai 8.000 ton/bulan. Rencananya, perseroan akan meningkatkan kapasitas produksi hingga 15.000 ton/bulan untuk memenuhi kebutuhan pasar.
“Dari total produksi kami, paling besar adalah untuk pakan kucing. Kami berharap dengan dimulainya ekspor perdana ini akan menjadi tulang punggung penjualan ke depannya,” imbuhnya.
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Nasrullah mengatakan ekspor pakan hewan kesayangan yang dilakukan oleh CWS tersebut merupakan pertama kalinya dilakukan di Indonesia.
“Ini menunjukan bahwa produk Indonesia tidak kalah dengan produk dari luar. Ini juga menjadi pengakuan dunia kalau kualitas produk pakan hewan kesayangan kita dapat berkompetisi secara global,” ujarnya.
Dia mengatakan saat ini pasar petfood di Indonesia sebanyak 60 persen sudah disuplai dari produk buatan lokal. Sedangkan sebanyak 40 persen pasar domestik disuplai produk luar negeri atau impor.
“Dengan posisi 60 persen yang sudah bisa dipasok dari pabrikan sendiri, itu menunjukkan produk kita sudah bisa diterima konsumen dalam negeri. Nah untuk meningkatkan serapan pasar domestik, tentunya dari segi bisnis, industri harus memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa kita punya produk sendiri, apalagi jika harganya lebih kompetitif,” ujarnya.