Bisnis.com, SURABAYA - Kalangan pengusaha perhotelan Jawa Timur meyakini tingkat okupansi Jatim di akhir tahun ini bisa sedikit meningkat seiring dengan meredanya tren kasus Covid-19 serta kebijakan pemerintah yang memperlonggar aturan perjalanan.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jatim, Dwi Cahyono, mengatakan saat ini pengusaha hotel mulai bersemangat untuk bangkit kembali setelah terpuruk lama.
“Sejak Juli - Agustus 2021 diumumkan ada PPKM Darurat, rata-rata okupansi hotel Jatim anjlok menjadi 10 persen. Namun sekarang sejak diumumkan sudah PPKM level 1, okupansi mulai meningkat waktu itu 30 persen, dan sekarang sudah 42,5 persen,” katanya kepada Bisnis, Rabu (10/11/2021).
Dia mengatakan kebijakan pemerintah yang telah sedikit melonggarkan aturan perjalanan udara cukup dengan tes antigen pun diyakini akan menjadi pemacu bangkitnya pariwisata.
“Animo masyarakat untuk berwisata itu sebenarnya sangat tinggi sekali, tetapi ini bergantung bagiamana pemerintah mengaturnya. Jika berubah ini mempengaruhi orang untuk menahan tidak bepergian,” ujarnya.
Dia mengungkapkan sebelum Covid-19, tingkat pemesanan hotel pada November sudah full booked untuk momen Desember, tetapi November kali ini terlihat masih belum banyak orang yang memesan hotel.
Baca Juga
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim, Sinarto, mengimbau agar destinasi wisata tetap waspada menghadapi momen akhir tahun agar tidak terjadi lonjakan kasus Covid-19.
“Tren masyarakat untuk mengunjungi wisata lokal sudah tampak menunjukkan peningkatan, aktivitas masyarakat mulai kembali normal, dan destinasi wisata yang buka juga sudah banyak, diharapkan tetap waspada,” jelasnya.
Dia mengatakan pihaknya saat ini terus melakukan kontrol di lapangan terkait kebijakan pengoperasian destinasi wisata oleh pemerintah setempat, termasuk penerapan aplikasi PeduliLindungi di setiap lokasi wisata.