Bisnis.com, SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengajak pemerintah Jepang untuk memperkuat kerja sama bidang perdagangan dan Investasi, termasuk bidang lain seperti pendidikan dan budaya.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, saat menerima kunjungan Duta Besar Jepang untuk Indonesia H.E.Kanasugi Kenji dan Konjen Jepang Takeyama Kenichi pada 25 Oktober 2021, pihaknya berkesempatan untuk menawarkan berbagai potensi kerja sama antara Jatim dengan Jepang.
“Selama ini kerja sama perdagangan Jatim dengan Jepang sudah cukup bagus dan diharapkan dapat terus dipererat. Sepanjang Januari - September 2021, Jepang merupakan negara tujuan ekspor kita yang berada dalam urutan ke-2, dan sebagai negara pengimpor ke Jatim urutan ke-6,” jelasnya dalam rilis, Selasa (26/10/2021).
Data BPS Jatim mencatat, neraca perdagangan Jatim dengan Jepang menunjukkan surlus bagi Jatim. Pada Januari - September 2021 ekspor Jatim ke Jepang tercatat US$2,4 miliar, dan impor Jatim dari Jepang sebesar US$530 juta sehingga Jatim mengalami surplus US$1,8 miliar.
“Setiap tahun di Jatim dilakukan misi bisnis/dagang dari pengusaha Jepang yang juga difasilitasi oleh Konjen Jepang di Surabaya dan Kedutaan Besar Jepang di Jakarta. Ini akan mendorong perdagangan antar keduanya,” imbuhnya.
Khofifah mengatakan kerja sama lain bidang investasi Jepang juga diharapkan semakin diperbesar. Sejak 2010, investasi Jepang di Jatim hingga semester I/2021 terlah mencapai 203 bidang usaha di 23 kabupaten/kota dengan nilai inevstasi US$2,88 miliar. Sektor investasi terbanyak dari Jepang yakni industri makanan, industri kayu, industri kertas dan industri logam, serta farmasi.
“Di awal 2021, Jepang juga kembali menanamkan investasi berupa pengembangan seaport di Tuban. Semoga ked depan akan lebih banyak lagi investasi-investasi Jepang di Jatim agar ekonomi kita terus tumbuh. Kami siap membuka lebar untuk investasi PMA maupun PMDN,” ujarnya.
Menurut Khofifah, salah satu bentuk dukungan Pemprov Jatim terhadap investor asing selama pandemi yakni memberikan vaksinasi kepada karyawan dari 2 perusahaan Jepang di Jatim
Dia menambahkan kerja sama lain yang bisa dikembangkan bersama Jepang yakni bidang pendidikan, misalnya beasiswa untuk meningkatkan keterampilan atau skill berupa vocational training dan pertukaran pelajar (student exchange) guna meningkatkan SDM sekaligus Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
“Terakhir ada student exchange pada 2019. Kami harapkan pada 2022 ada pertukaran pelajaran lagi,” imbuhnya.
Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji mengatakan saat ini ada sekitar 105 perusahaan Jepang dan 603 warga negara Jepang yang tinggal di Indonesia. Ia berharap aktivitas ekonomi terus bergerak untuk meningkatkan hubungan yang baik antara Indonesia dan Jepang.
Kanasugi meminta agar Pemprov Jatim senantiasa mendengarkan keluh kesah perusahaan-perusahan Jepang yang ada di Jatim agar hubungan yang telah terjalin selama ini dapat terus ditingkatkan.
"Saya menyampaikan kepada Gubernur Khofifah untuk terus mendengar suara-suara dari perusahaan Jepang yang ada di Indonesia," ujarnya.