Bisnis.com, SURABAYA — Asesmen situasi Covid-19 di Jawa Timur saat ini tercatat sudah ada 50 persen daerah yang berada dalam asesmen level 1 dan 50 persen berada pada Level 2 sehingga Jatim terbebas dari level 3 dan 4.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan meski mengalami kondisi yang terus membaik, diharapkan masyarakat tidak terbawa euforia atau lengah terhadap protokol kesehatan sebab Covid-19 ada di sekitar, salah satunya bisa dilihat dari jumlah kasus aktif saat ini, termasuk adanya varian baru yang perlu diwaspadai meskipun belum ditemukan di Indonesia.
“Alhamdulillah atas ikhtiar, sinergi dan doa kita semua, Jatim menjadi satu-satunya provinsi yang masuk pada Level 1, dan di kabupaten/kota di Jatim juga sudah 50 persen level 1, dan 50 persen lagi ada di Level 2,” ujarnya, Selasa (21/9/2021).
Berdasarkan hasil asesmen situasi Covid-19 dari Kemenkes RI per 19 September 2021 yang dirilis pada 20 September 2021, sejumlah 38 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jatim tercatat sudah keluar dari PPKM level 4 dan 3.
Untuk level 1 yang sebelumnya tercatat ada 10 daerah kini sudah menjadi 19 daerah di antaranya Tuban, Sumenep, Situbondo, Sidoarjo, Sampang, Pasuruan, Pamekasan, Pacitan, Magetan, Lamongan, Kota Surabaya, Kota Pasuruan, Kota Kediri, Kota Batu, Kabupaten Kediri, Jombang, Jember, Gresik, dan Banyuwangi.
Baca Juga
Sedangkan untuk level 2 terdapat pada 19 daerah di antaranya, Tulungagung, Trenggalek, Probolinggo, Ponorogo, Ngawi, Nganjuk, Mojokerto, Malang, Madiun, Lumajang, Kota Probolinggo, Kota Mojokerto, Kota Malang, Kota Madiun, Kota Blitar, Bondowoso, Bojonegoro, Blitar, dan Bangkalan.
Hasil asesmen tersebut diukur dari 6 parameter. Pertama, kasus konfirmasi positif di Jatim tercatat 6,38 per 100.000 penduduk per minggu. Angka tersebut di bawah standar yang ditetapkan Kemenkes yakni di bawah 20 per 100.000 penduduk per minggu.
Kedua, rawat inap RS tercatat pada level 1 dengan angka 1,37 per 100.000 penduduk per minggu atau di bawah standar Kemenkes yakni di atas 5 per 100.000 penduduk per minggu.
Ketiga, tingkat kematian tercatat mencapai 0,42 per 100.000 penduduk per minggu atau di bawha ketentuan Kemenkes yakni di atas 1 per 100.000 penduduk per minggu.
Keempat, testing tercatat jumlah tes PCR di Jatim sudah sesuai standar WHO yakni >40.479 tes per minggu. Sedangkan di Jatim sudah berada di angka 147.912 tes per minggu sehingga positivity ratenya berada di angka 1,23 persen atau sesuai standar WHO yakni di bawah 5 persen per minggu.
Kelima, tracing di Jatim mencapai 16,72 rasio kontak erat per kasus konfirmasi per minggu. Sehingga tracing rasio Jatim sudah sesuai standar Kemenkes yakni 15 kasus ditracing per 1 kasus.
Keenam, treatment di Jatim dapat dilihat dari tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR) yang kini sudah mencapai 11,83 persen per minggu. Angka tersebut sudah jauh turun di bawah standar WHO yakni 60 persen.
Data Satgas Covid-19 Jatim per 20 September 2021 mencatat jumlah kasus positif di Jatim secara kumulatif telah mencapai 393.349 kasus atau bertambah 142 kasus baru per hari.
Dari total kumulatif tersebut sebanyak 360.897 orang telah sembuh atau bertambah 409 orang sembuh baru, dan sebanyak 29.261 orang telah meninggal dunia atau bertambah 26 orang. Saat Ini masih ada sebanyak 3.191 kasus aktif yang saat ini masih dalam perawatan.