Bisnis.com, SURABAYA - Industri mebel atau furnitur PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) memproyeksikan penjualan tahun ini bisa tumbuh sekitar 30 persen sejalan dengan tren permintaan pasar ekspor yang meningkat di segmen furnitur dan building component (komponen bangunan).
Direktur Integra Indocabinet, Wang Sutrisna mengatakan di tengah pandemi Covid-19 yang cukup membuat perekonomian terganggu, ternyata perseroan masih mampu mengambil peluang pasar ekspor terutama di Amerika Serikat.
“Permintaan produk furnitur maupun building component dari pasar AS masih sangat tinggi dan merupakan karena adanya kebijakan antidumping yang dilakukan pemerintah AS terhadap China, termasuk adanya pandemi ini membuat orang-orang di AS melakukan work from home sehingga mendorong permintaan produk furnitur,” jelasnya dalam paparan publik WOOD, Selasa (31/8/2021).
Dia mengungkapkan pendapatan perseroan pada tahun lalu mampu tumbuh 39 persen (yoy). Dari kinerja tersebut, pasar ekspor mengalami pertumbuhan 72 persen, sedangkan pasar domestik mengalami kontraksi.
“Kalau tahun ini hingga semester I/2021, penjualannya sudah tumbuh 92 persen (yoy), yang didorong oleh penjualan ekspor yang tumbuh 114 persen, sedangkan pasar domestik terkontraksi -13,4 persen, dan produk forestry anjlok -90,5 persen,” jelasnya.
Wang menjelaskan penjualan ekspor di semester I/2021 pun didominasi dari pasar AS yang kontribusi mencapai 91,3 persen, sedangkan pasar domestik berkontribusi hanya 8,2 persen.
Baca Juga
“Kondisi ini masih akan terus berlangsung sampai akhir tahun, dan kami berharap untuk semester II kinerja kami bisa tumbuh signifikan,” imbuhnya.
Adapun kinerja pendapatan perseroan pada tahun lalu tercatat mampu mencapai Rp2,95 triliun atau naik 39 persen dibandingkan capaian 2019 yakni Rp2,13 triliun. Sedangkan untuk tahun ini targetkan tumbuh 30 persen atau mencapai Rp3,7 triliun, atau bahkan bisa terealisasi lebih tinggi mencapai Rp4 triliun sejalan dengan besarnya potensi pasar terbuka lebar di AS.
“Sampai semester I/2021 saja sudah terealisasi Rp2,14 triliun, diharapkan di semester II bisa tercapai lebih tinggi dari yang diharapkan,” imbuhnya.