Bisnis.com, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendorong para orang tua wali murid atau pelajar untuk mengoptimalkan setiap adanya pelaksanaan vaksinasi di manapun di tingkat kota/kabupaten agar percepatan vaksinasi pelajar dan guru dapat tercapai dan pembelajaran tatap muka (PTM) juga 100 persen terlaksana di semua jenjang pendidikan.
Khofifah mengatakan vaksinasi pelajar dan guru yang belum 100 persen memang menjadi kendala saat ini dalam PTM. Untuk itu Pemprov Jatim telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan serta bupati/walikota untuk memprioritaskan vaksinasi bagi pelajar dan guru.
Namun begitu, diharapkan masyarakat tidak bergantung pada vaksinasi yang digelar pihak sekolah, sebab titik-titik vaksinasi telah tersebar di banyak tempat di Jatim dan dapat diakses oleh siapapun.
"Jangan menunggu pengadaan vaksinasi di sekolah. Jika ada tempat vaksinasi di wilayah sekitar, murid dan guru bisa langsung berpartisipasi. Karena kalau menunggu, akan membutuhkan waktu yang lama dan tidak semua sekolah dapat mengadakan vaksinasi sendiri," ujarnya, Senin (30/8/2021).
Dia mengungkapkan saat ini di Jatim tercatat vaksinasi untuk guru saja pada dosis pertama baru mencapai 88,48 persen, sedangkan untuk dosis kedua baru 77 persen. Padahal guru yang telah divaksin menjadi syarat perlaksanaan PTM.
Pada 30 Agustus 2021 ini, siswa jenjang SMA/SMK dan SLB di 20 kota/kabupaten di Jatim sudah mulai melaksanakan PTM terbatas sesuai Imendagri No.35 Tahun 2021 agar daerah dengan PPKM level 1, 2 dan 3 melaksanakan PTM dengan tetap menerapkan prokes ketat.
Baca Juga
Dari 20 kabupaten/kota tersebut, Sampang, Pasuruan, Sumenep, Tuban, Situbondo, Bondowoso, Nganjuk, Kota Mojokerto dan Kabupaten Mojokerto, Bangkalan, serta Lamongan telah menyiapkan PTM dari jenjang SD hingga SMA.
Sedangkan Pacitan, Jember, Bojonegoro, Sidoarjo, Gresik dan Surabaya baru menyiapkan SMA dan SMK, sedangkan jenjang ke bawah masih dalam perencanaan, Sementara Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Pasuruan menyanggupi PTM untuk SMA dan SMK, dan akan menerapkan sistem yang sama di jenjang lainnya per 1 September 2021.
Di Surabaya, salah satu sekolah yang mulai melakukan PTM pada 30 Agustus ini adalah SMK Negeri 7 Surabaya. SMKN 7 Surabaya tersebut memiliki 8 jurusan dengan total 2.120 siswa. Pelaksanaan PTM di SMKN 7 itu dilaksanakan hanya dengan kapasitas 50 persen per kelas.
Khofifah pun sempat meninjau lokasi PTM di SMKN 7 Surabaya untuk memastikan pelaksanaan prokes dalam PTM, di antaranya gulu tervaksin, 4 jam pelajaran, masuk kelas maksimal 2 kali dalam seminggu, kesiapan satgas sekolah dan izin dari orang tua.
”Jadi dimulainya PTM tetap dengan pola masih hybrid, yang penting tetap menaati peraturan dari pemerintah. Untuk teknisnya, bisa diputuskan masing-masing daerah, apakah akan bergantian harinya untuk setiap kelas, atau dibuat shift per hari,” imbuh Khofifah.