Bisnis.com, SURABAYA - Satgas Covid-19 Jawa Timur meminta mayarakat agar tidak menilai negatif terhadap program vaksinasi yang sedang dijalankan pemerintah bahkan dianggap kerap menimbulkan kerumunan orang.
Ketua Rumpun Kuratif Satgas Penanganan Covid-19 Jatim Joni Wahyuhadi memohon agar masyarakat dapat memaklumi jika dalam proses pelaksanaan vaksinasi terdapat antrean yang panjang yang disebabkan oleh keterbatasan kuota vaksin termasuk tenaga vaksinatornya.
“Jadi makanya kalau vaksinasi jangan berkerumun, sabar, antre, pakai masker. Kalau dibilang vaksinasi memicu kerumunan, enggak begitu,” ujarnya, Jumat (13/8/2021).
Dia mengatakan Covid-19 yang merupakan virus ini nantinya diharapkan akan hilang dengan sendirinya ketika vaksinasi sudah dilakukan secara merata, masif dan tepat sasaran, seperti virus-virus lain yang sudah pernah terjadi.
“Penyakit campak, polio, difteri, tetanus, hilangnya pakai vaksin, dan semuanya kan virus. Covid-19 kan juga virus, kalau vaksinasi dijalankan seperti dulu, masif ya akan hilang,” imbuhnya.
Seperti diketahui, Pemkot Surabaya bersama dengan Pemprov Jatim sebelumnya telah menggelar vaksinasi serentak di 67 titik. Salah satunya digelar di Islamic Center Surabaya yang menyasar para pelajar sekolah.
Dalam prosesnya sempat terjadi aksi saling serobot dan juga menimbulkan kerumunan orang yang sedang mengantre. Vaksinasi pelajar khusus dosis kedua tersebut diikuti oleh sekitar 5. 558 peserta. Khususnya pelajar SD sampai SMP mulai usia 12 sampai 17 tahun.