Bisnis.com, SURABAYA - Tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit di Surabaya mulai mengalami penurunan seiring dengan banyaknya pasien yang telah sembuh sekaligus dengan berlangsungnya PPKM Darurat sejak 3 - 25 Juli lalu.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan sebelumnya rata-rata BOR RS di Surabaya mencapai sekitar 90 persen, tetapi kini sudah menjadi sekitar 83 persen atau mengalami penurunan 7 persen.
“Ada beberapa faktor yang mempengaruhi BOR kita seperti banyaknya pasien yang sudah sembuh, pelaksanaan PPKM Darurat dan juga banyaknya rumah sakit yang kita buka seperti RS Lapangan Tembak,” ujarnya, Selasa (27/7/2021).
Dia mengatakan selain terjadi penurunan BOR RS, angka kasus pemakaman secara prokes Covid-19 di Surabaya juga mengalami penurunan. Berdasarkan data Dinas Kebersihan Ruang Terbuka Hijau (DKRT) Surabaya, pada 23 Juli terdapat sebanyak 105 jenazah yang dimakamkan secara prokes, lalu pada 24 Juli turun menjadi 97 jenazah.
Pemkot Surabaya sendiri telah menerima bantuan berupa 50 peti jenazah dan 3.000 tabung oksigen berukuran 6m3 dari Yayasan Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada Jatim. Bantuan peti tersebut diserahkan di TPU Keputih untuk kebutuhan pemakaman sesuai prokes.
Namun begitu, dengan tren penurunan kasus kematian maupun BOR rumah sakit, Eri tetap meminta warga untuk tidak hanya melihat sisi angka tersebut. Sebab, lanjutnya, Surabaya sebagai Ibu kota Provinsi Jatim selama ini menjadi rujukan pasien dari berbagai kota/kabupaten, terutama pasien yang mengalami kondisi berat.
“Pada kasus Covid-19 di Surabaya kalau hanya melihat sisi BOR nya saja ya agak susah karena yang dirawat bukan hanya orang Surabaya. Ini sebabnya kita harus melihat secara gamplang bukan hanya soal BOR, tetapi berapa banyak orang yang sembuh,” imbuhnya.
Eri pun menambahkan agar warga tetap disiplin prokes di mana pun berada, serta tidak keluar rumah jika tidak ada keperluan yang mendesak.