Bisnis.com, SURABAYA - PT Sekar Bumi Tbk (SKBM) tahun ini memproyeksikan pertumbuhan penjualan bisa mencapai 15 persen sejalan dengan meningkatkan permintaan pasar ekspor terutama ke Amerika Serikat.
Presiden Direktur SKBM Harry Lukmito mengatakan perseroan lebih optimistis dengan proyeksi pertumbuhan penjualan tahun ini sebab adanya permintaan pasar luar negeri yang cukup tinggi bahkan di tengah pandemi.
“Rencana bisnis kita tahun ini masih terkonsentrasi untuk pasar ekspor, dan memang kita berusaha untuk meningkatkan kapasitas sesuai permintaan pasar yang masih terbuka, khusus Amerika permintaannya sangat besar, Untuk memenuhinya, kami akan lakukan peningkatan produksi terutama di pabrik lokasi Tanggerang,” jelasnya dalam paparan publik, Kamis (22/7/2021).
Dia mengatakan selama ini pasar ekspor berkontribusi sangat besar dari total penjualan Sekar Bumi yakni mencapai 97,21 persen, sedangkan pasar domestik hanya sekitar 3,29 persen, apalagi dalam pandemi seperti saat ini kondisi pasar domestik cukup kesulitan.
“Karena pandemi, kita banyak pasar ekspor, tapi bukan berarti melupakan domestik. Tahun lalu saat PSBB, pasar domestik sangat goyang terutama di food service, jadi penjualan di pasar domestik lebih banyak dilakukan melalui pasar tradisional, dan juga e-commerce yang malah meningkat,” jelasnya.
Direktur SKBM Howard Ken Lukmito menambahkan dalam pasar ekspor, selama ini Amerika Serikat berkontribusi paling besar yakni mencapai 91 persen, disusul pasar Asia sekitar 4,8 persen, dan pasar Eropa 4 persen.
Baca Juga
“Jadi permintaan terbesar untuk produk udang kami adalah pasar di AS. Pasar inilah yang akan kami fokuskan saat ini,” imbuhnya.
Dia menambahkan dengan adanya PPKM Darurat saat ini diyakini tidak akan menggangu kinerja perseroan. Sebab, produk yang diolah Sekar Bumi merupakan produk di sektor kritikal sehingga pabrik dapat beroperasi 100 persen, sedangkan pekerja administrasi hanya sekitar 25 persen sesuai dengan aturan protokol kesehatan.
“Jadi selama ini tidak ada kendalan dalam peraturan, dan tidak ada masalah, termasuk dalam pengiriman kontainer ekspornya kami sudah memiliki kerja sama dengan perusahaan shipping line,” imbuhnya.
Untuk tahun ini, perseroan pun menyiapkan belanja modal sekitar Rp20 miliar yang rencananya digunakan untuk memperluas pabrik di Jakarta, dan di Sidoarjo dengan memperkuat mesin dan cold storage guna menajmin ketersediaan barang jadi.
Adapun dalam paparan publik tersebut, SKBM pada 2020 merealisasikan pendapatan sebesar Rp3,1 triliun atau naik 50,40 persen dibandingkan 2019 yang hanya mencapai Rp2,1 triliun.
Realisasi penjualan ini lebih tinggi 37 persen dari target awal yang ditetapkan Manajemen. Dari penjualan tahun lalu, sebanyak 97,21 persen merupakan penjualan ekspor atau senilai Rp3 triliunan, sisanya 3,29 persen merupakan penjualan di pasar domestik atau sekitar Rp104,1 miliar.
Hingga kuartal I/2021 atau penjualan di 3 bulan pertama tahun ini, perseroan telah membukukan penjualan sebesar Rp855,9 miliar atau naik 44,36 persen dibandingkan periode yang sama 2020 yang hanya Rp592,8 miliar.