Bisnis.com, SURABAYA - Masih jelas di ingatan kita, mengenai tragedi semburan lumpur porong, Kabupaten Sidoarjo, 15 tahun lalu. Tak tanggung-tanggung, 16.000 warga harus dievakuasi kala itu, akibat tempat tinggalnya terdampak semburan lumpur.
Seiring berjalannya waktu, kepanikan tak lagi terasa di area semburan lumpur. Malah, kini berbagai jenis UMKM dari warung kopi, jasa parkir untuk wisata tanggul, hingga kolam pemancingan, banyak dijumpai di sekitar tanggul.
Tak hanya UMKM, pemukiman dan perumahan-perumahan baru pun turut muncul, menyongsong akan dibangunnya Jalan Lingkar Barat oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Salah satunya adalah Shoji Land.
Perumahan bergaya Jepang, yang membuka perumahannya di Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo.
Foto: dok. PT Shoji Land
“Lumpur Lapindo bukan akhir untuk Kabupaten Sidoarjo. Pemerintah Kabupaten sudah menanggulanginya dengan cukup baik, sehingga semburan sudah tidak lagi meluas,” Kata Eddy Tjawinoto, Direktur Operasional Shoji Land.
Senada dengan pendapat Eddy, sektor perbankan juga melihat semburan lumpur yang ada, tidak lagi menjadi ancaman bagi hunian-hunian di Kabupaten Sidoarjo. Bahkan, Shoji Land sudah menjalin kerjasama KPR dengan 7 bank berbeda.
“Ya dilihat saja, bank mana mau jalin kerja sama, kalau perumahan kami beresiko. Apalagi kami tidak hanya bekerja sama dengan 1, tapi ada 7 bank,” imbuh Eddy.
Di jangka waktu menengah hingga panjang, lumpur yang ditakuti warga itu malah berpotensi meramaikan ekonomi Jawa Timur dengan kandungan tanah jarangnya rare earth yang digunakan sebagai komponen mobil listrik. Seperti yang dijelaskan Oleh Kementrian ESDM, Januari lalu.
Kini, semburan lumpur masih berlanjut, begitu pula dengan kehidupan di Kabupaten Sidoarjo. Tragedi yang nampak begitu menyeramkan 15 tahun silam, kini berangsur dapat dikendalikan dan membawa kesempatan-kesempatan baru bagi mereka yang tinggal di area sekitar.