Bisnis.com, SURABAYA - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur melaporkan tren pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) atau lokal di sejumlah destinasi wisata masih sekitar 10 - 30 persen dari kapasitas atau di bawah 50 persen sesuai dengan anjuran pemerintah.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim, Sinarto mengatakan hasil pemantauan yang dilakukan Disbudpar Jatim selama momen libur Lebaran bahwa masyarakat yang melaksanakan liburan di tempat wisata sudah sesuai dengan rayonisasi.
“Kemarin kami lakukan pemantauan, untuk pergerakan wisatawan sudah sesuai rayonisasi yang dilakukan Dishub yakni pergerakan antarkabupaten/kota. Misalnya warga Surabaya berliburnya ke mal atau kebun binatang, lalu warga Mojokerto berwisata di daerah mereka sendiri,” jelasnya kepada Bisnis, Senin (17/5/2021).
Dia mengatakan daerah yang cukup memutar pergerakan wisatawan lokal yakni Surabaya, Mojokerto, Gresik dan Sidoarjo. Rerata setiap destinasi wisata dikunjungi sekitar 10 - 30 persen dari kapasitas.
“Rata-rata yang sudah melapor ke kami, yang paling tinggi wilayah Rayon I yakni Surabaya dan sekitarnya, dan puncaknya ada di Trawas Mojokerjo yang jadi wisata dengan kunjungan terbanyak, tapi belum mencapai 50 persen dari kapasitas,” imbuhnya.
Di sisi lain, masih terdapat kota/kabupaten yang melakukan penutupan sementara terhadap Daya Tarik Wisata (DTW) yang dimiliki selama libur Lebaran. Di antaranya seperti DTW di Bondowoso tutup mulai 11 - 20 Mei 2021, Madiun 4 - 17 Mei, Kabupaten Probolinggo dan Lumajang tutup 13 - 23 Mei, Situbondo 13 - 19 Mei, Jember 11 - 17 Mei, Kota Kediri sejak pandemi belum buka, Kabupaten Kediri hanya 3 DTW yang ujicoba buka, Kabupaten Blitar 13 - 17 Mei, Kabupaten Malang 13 - 14 Mei, Nganjuk 12 - 17 Mei, TNBTS tutup 13 - 23 Mei.
“Sebagian besar yang melakukan penutupan terhadap DTW adalah wisata milik pemerintah,” imbuh Sinarto.
Sementara untuk tingkat hunian hotel selama momen libur Lebaran ini pun cukup terpengaruh dampak dari adanya larangan mudik. Menurut data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Jatim, rerata okupansi hotel sebelum Hari Raya Idufittri sebesar 40 persen, tapi pada saat Hari Raya Idulfitri hanya sebesar 28,71 persen.
“Okupansi saat Hari Raya paling tinggi ada di kawasan Mojokerto yakni rata-rata sampai 90 persen. Sedangkan paling rendah di bawah 20 persen ada di Kabupaten Malang, Kota Malang, Kota Batu, dan Madiun,” imbuh Sinarto.