Bisnis.com, SURABAYA - Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (Gaeki) Jawa Timur memperkirakan tren permintaan pasar ekspor tahun ini bakal meningkat sekitar 15 - 20 persen seiring dengan adanya potensi sejumlah pengembangan pasar baru.
Sekretaris Gaeki Jatim, Ichwan Nursidik mengatakan sejumlah pasar baru yang potensial bagi komoditas kopi Jatim yakni negara Irak, Iran, Lebanon, UEA, Filipina, Malaysia dan China terutama untuk jenis kopi olahan.
“Sedangkan untuk komoditas kopi biji ada pengembangan pasar baru ke Mesir dan Taiwan,” katanya kepada Bisnis, Rabu (21/4/2021).
Dia menjelaskan permintaan komoditas kopi dari Jatim untuk pasar luar negeri masih cukup tinggi bahkan terus mengalami peningkatan. Hanya saja, kondisi sempat menurun karena dampak pandemi yang terjadi mulai 2020.
Data Gaeki menyebutkan, ekspor kopi Jatim pada 2020 mencapai 64.621 ton dengan total nilai US$138,5 juta. Jumlah tersebut turun dibandingkan 2019 yang mampu mencapai 70.238 ton atau US$148,9 juta.
Kinerja ekspor kopi 2019 itupun meningkat jika dibandingkan dengan kinerja ekspor pada 2018 yang mencapai 66.881 ton atau US$154,8 juta.
Baca Juga
Ichwan mengatakan dengan mulai bergeraknya roda perekonomian, di awal tahun ini ekspor kopi Jatim juga menunjukan tren yang positif. Pada kuartal I/2021 tercatat sudah ada ekspor kopi sebanyak 23.102 ton dengan nilai US$46,3 juta. Volume ekspor itu meningkat 52 persen dibandikan dengan kuartal I/2020 yakni 15.193 ton atau US$33,5 juta.
Bahkan, lanjutnya, jika melihat kinerja dari bulan ke bulan, ada tren peningkatan yang bagus, dari Januari 2021 ekspornya 6.693 ton atau US$13,7 juta, lalu Februari meningkat menjadi 7.227 ton atau US$14,6 juta, dan pada Maret naik lagi menjadi 9.236 ton atau US$17,8 juta.
“Pasar ekspor pada Maret lalu ini cukup bagus, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, bahkan dibandingkan Maret 2020 ada tren kenaikan sampai 101 persen, karena Maret tahun lalu volumenya hanya terealisasi 4.606 ton,” imbuhnya.
Ichwan menambahkan dari data kinerja ekspor kopi Jatim selama kuartal I/2021, sebanyak 17,8 juta kg dikontribusi oleh kopi jenis Robusta dengan nilai US$31,9 juta, disusul kopi olahan 4,51 juta kg dengan nilai US$11,4 juta, serta kopi jenis Arabika sebanyak 669.330 kg dengan nilai US$2,95 juta.
"Dari ekspor kopi Jatim ini, sebagian kopinya berasal dari daerah lain seperti Lampung, Bengkulu, Sumsel, Bali, Flores, Sulsel, dan Jateng," imbuhnya.