Bisnis.com, MALANG - Bank Indonesia Malang mewaspadai adanya kenaikan beberapa komoditas pangan mengacu pada hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) Bank Indonesia Malang hingga periode pekan ketiga April 2021.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Malang Azka Subhan Aminurridho mengatakan beberapa komoditas pangan yang mengalami kenaikan namun masih dalam kisaran wajar seperti telur ayam ras, daging ayam ras, dan ikan bandeng.
“Stabilitas harga dan pasokan terutama menjelang perayaan Idulfitri tetap perlu dikendalikan,” katanya dihubungi, Sabtu (17/4/2021).
Untuk tetap mengendalikan tekanan inflasi pada targetnya, kata dia, BI Malang bersinergi dengan seluruh dinas dan lembaga terkait untuk menjaga ketersediaan pasokan komoditas strategis. Ketersediaan pasokan dan manajemen stok pangan akan lebih efektif dan efisien bila dilakukan antardaerah dengan memanfaatkan sumber daya daerah yang berlebih.
Upaya tersebut dapat diwujudkan melalui implementasi kesepakatan kerja sama antardaerah dengan mengoptimalkan koordinasi lintas Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) kabupaten/kota terutama dengan TPID di wilayah produsen pangan.
Menurut dia, hal ini penting diperkuat untuk mengantisipasi potensi permasalahan pasokan, distribusi maupun keterjangkauan harga secara dini.
Baca Juga
Selain itu, di masa pandemi ini masyarakat juga diharapkan dapat mengatur pengeluaran secara bijak dan berdasarkan skala prioritas. Hal ini juga berdampak terhadap ekspektasi inflasi sehingga kenaikan harga komoditas tetap dalam kisaran yang stabil.
Rilis inflasi BPS pada tanggal 1 April 2021 Kota Malang tercatat mengalami inflasi sebesar 0,08 persen (mtm) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 104,16 atau secara tahun kalender tercatat sebesar 0,12 persen (ytd) sehingga inflasi tahunannya tercatat sebesar 1,26 persen (yoy).
Inflasi yang dialami Kota Malang kali ini juga mengindikasikan adanya optimisme pertumbuhan ekonomi di akhir kuartal I/2021 setelah pada periode sebelumnya mencatatkan deflasi. Sementara itu, rata-rata inflasi selama lima tahun terakhir (2016-2020) yang bertepatan dengan periode bulan Ramadhan di Kota Malang mencapai 0,26 persen (mtm) atau 2,80 persen (yoy).
Memasuki Ramadan 1442 H yang diikuti dengan pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 secara nasional maupun regional, dia menilai, menjadikan Ramadan tahun ini terasa berbeda jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Peningkatan mobilitas masyarakat seiring dengan selesainya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) menjadikan masyarakat lebih leluasa untuk melakukan aktivitas ekonomi sehingga mampu mempengaruhi permintaan dari sisi konsumsi.
Hasil Survei Konsumen Bank Indonesia pada Maret 2021 mengindikasikan bahwa keyakinan konsumen mulai meningkat. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang mengalami peningkatan. IKK pada bulan Maret tercatat sebesar 96,08 atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yaitu sebesar 80,1.
Kondisi ini juga diikuti oleh perbaikan kinerja penjualan eceran yang diprakirakan masih berlanjut. Hasil pelaksanaan Survei Penjualan Eceran (SPE) Bank Indonesia Malang menunjukan bahwa perkiraan penjualan pada bulan Maret 2021 tumbuh sebesar 18,53 persen (mtm) meningkat jika dibandingkan dengan realisasi penjualan pada bulan Februari 2021 sebesar 3,32 persen (mtm).
Share omzet penjualan eceran didominasi oleh kelompok kendaraan sebesar 53,68 persen, diikuti oleh kelompok bahan bakar kendaraan bermotor sebesar 16,01 persen, serta suku cadang dan asesoris sebesar 11,82 persen.
Hal ini mencerminkan efektivitas dari dampak relaksasi kebijakan Bank Indonesia di sisi makroprudensial berupa pelonggaran ketentuan Uang Muka Kredit/Pembiayaan Kendaraan Bermotor (KKB/PKB) menjadi paling sedikit 0 persen untuk semua jenis kendaraan bermotor baru yang berlaku efektif 1 Maret 2021 sampai dengan 31 Desember 2021.
Kedepan, kegiatan dunia usaha juga diprakirakan mengalami peningkatan. Responden dari Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia Malang memprakirakan adanya optimisme kegiatan usaha pada kuartal II/2021 yang akan tumbuh positif.
Hal ini tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) prakiraan kegiatan usaha sebesar 11,53 persen lebih tinggi daripada realisasi SBT triwulan I-2021 sebesar -29,08 persen.
Industri pengolahan diperkirakan masih mencatatkan kinerja usaha positif sebagaimana terindikasi dari SBT prakiraan sebesar 6,10 persen terutama didorong oleh permintaan yang mulai membaik.