Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Nonmigas Jatim pada Maret Tumbuh 22,45 Persen

Ini menunjukkan aktivitas ekonomi mulai bergerak positif setelah pandemi yang sempat menyebabkan kinerja ekspor turun tahun lalu, dan perlahan membaik sampai di kuartal I ini
Ilustrasi./Bisnis-Himawan L Nugraha
Ilustrasi./Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, SURABAYA — Kinerja ekspor migas dan non migas di Jawa Timur pada Maret 2021 mengalami peningkatan 17,94 persen dibandingkan Februari 2021 yang disebabkan oleh meningkatnya permintaan barang dari sektor pertanian dan industri pengolahan.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Dadang Hardiwan mengatakan nilai ekspor Jatim pada Maret lalu mampu mencapai US$2 miliar. Dari jumlah tersebut sebanyak 91,93 persen disumbang oleh barang nonmigas.

“Kenaikan ekspor nonmigas sendiri mencapai 22,45 persen dibandingkan bulan lalu, atau terealisasi sebesar US$1,84 miliar. Ini menunjukkan aktivitas ekonomi mulai bergerak positif setelah pandemi yang sempat menyebabkan kinerja ekspor turun tahun lalu, dan perlahan membaik sampai di kuartal I ini,” jelasnya dalam paparan berita resmi statistik, Kamis (15/4/2021).

Dia menjelaskan peningkatan kinerja ekspor secara month to month ini didorong oleh meningkatnya ekspor dari produk pertanian yang naik sebesar 35,56 persen (mtm) atau sebanyak US$158,62 juta, lalu produk dari industri pengolahan naik 21,38 persen atau mencapai US$1,68 miliar, dan barang pertambangan naik 6,92 persen atau US$3,25 juta.

“Sedangkan secara golongan barang yang mengalami kenaikan ekspor adalah lemak dan minyak hewan/nabati naiknya US$71,05 juta, disusul bahan kimia organik, ikan dan udang, tembaga, dan pupuk,” ujarnya.

Sementara golongan barang yang mengalami penurunan ekspor adalah bulu unggas, kakao atau cokelat, kendaraan dan komponennya, serta mesin-mesin/pesawat mekanik.

Dadang menambahkan, untuk negar atujuan ekspor yang mengalami peningkatan permintaan di antaranya seperti China, India, Jepang, Bangladesh, dan Korea Selatan. Sebaliknya negara yang mengalami penurunan permintaan adalah Timor Timur, Vietnam, Belgian, Belanda dan Kenya.

Meski secara bulan ke bulan ekspor Jatim meningkat, tetapi jika dibandingkan dengan kondisi Maret tahun lalu, ekspor non migas Jatim masih mengalami penurunan -4,95 persen. Tercatat pada Maret 2020, ekspor non migas Jatim terealisasi sebesar US$1,94 miliar. Hal ini disebabkan oleh dampak pandemi Covid-19 yang hingga kini belum berakhir.

Adapun pangsa ekspor Jatim sepanjang kuartal I/2021 ini terbesar adalah Jepang yang berkontribusi 16,44 persen, AS 15,82 persen, China 12,30 persen, Malaysia 7,52 persen, India 4,45 persen, Vietna, 3,92 persen, Korsel 3,27 persen, Thailand 3,25 persen, Belanda 2,90 persen dan Australia 2,53 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper