Bisnis.com, MALANG — Tingkat positivity rate di Jatim mencapai 6 persen per-Minggu (14/3/2021), jauh menurun bila dibandingkan sebelum pelaksanaan PPKM maupun KKM yang mencapai di angka 20 persen.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan Pemprov Jatim melalui tim Satgas Covid-19 terus memonitor positivity rate di Jatim.
“Ini penting, karena positivity rate menunjukkan apakah testing di Jatim sudah memenuhi standar dan kasus-kasus yang tersembunyi di masyarakat bisa ditemukan dengan baik,” katanya dalam keterangan resmi, Minggu (14/3/2021).
Berdasarkan aplikasi Bersatu Lawan Covid-19, kasus diperiksa di Jatim dalam satu pekan sudah mencapai 45.045, angka ini sudah di atas standar WHO yakni 1 tes tiap 1000 penduduk per pekan atau setara dengan 40.479 tes PCR/minggu. Dengan demikian, target testing PCR di Jatim sesuai sudah tercapai 111 persen dari standar WHO.
Sementara itu, dari 45 ribu kasus tersebut ditemukan kasus positif per minggu jumlahnya 2.694, artinya positivity rate sudah mencapai angka 6 persen. Standar dari WHO positivity rate yang ideal adalah 5 persen. Padahal, sebelum pemberlakuan PKM maupun PPKM Mikro positivity rate di Jatim berada di angka 20 persen.
"Alhamdulillah per minggu ini, positivity rate di Jatim mencapai 6 persen,” ujarnya.
Baca Juga
Dia menilai, hal itu merupakan prestasi dan kerja keras serta kerja sama semua elemen yang sangat baik, karena ini menunjukkan pemerintah terus konsisten meningkatkan testing dan hasilnya dengan jumlah testing yang sesuai standar WHO ini, kasus harian maupun keterisian rumah sakit mulai menurun.
"Kita memang selalu memantau angka positivity rate di Jatim, untuk memonitor sejauh mana testing yang dilakukan dan kasus positif yang sudah ditemukan," ucapnya.
Khofifah menambahkan, penurunan kasus maupun positivity rate tersebut juga diikuti dengan penurunan BOR atau keterisian rumah sakit. Di mana saat ini BOR isolasi sudah turun dari 79 persen di awal PPKM menjadi 33 persen untuk isolasi biasa dan ICU dari 72 persen menjadi 52 persen.
"Prestasi ini juga merupakan berkat gotong royong dan peran semua pihak termasuk TNI/Polri, tokoh masyarakat, tenaga medis, pemkab/kota, tokoh agama,, dan seluruh masyarakat di Jatim. Hal ini juga menunjukkan bahwa pelaksanaan PPKM Mikro telah cukup membantu dan berada di jalur yang benar," ujarnya.
Menurut dia, pencapaian ini tentunya merupakan salah satu hal yang patut dibanggakan namun perlu diwaspadai. Apalagi, sebelumnya Jatim juga pernah mencapai positivity rate hanya 7 persen pada Oktober, namun setelah libur panjang positivity rate tersebut kembali naik menjadi 19 persen.
Untuk itu, dia berharap, hasil itu menjadi catatan dan bisa menjadi motivasi untuk masyarakat, pemerintah provinsi maupun aparat untuk terus konsisten mengawal penurunan kasus di Jawa Timur. Termasuk dengan tetap konsisten menerapkan protokol kesehatan.
"Pencapaian ini merupakan prestasi, namun seluruh masyarakat harus tetap waspada dan konsisten menerapkan protokol kesehatan. Terus memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan hanya keluar rumah untuk urusan yang penting," katanya.(K24)