Bisnis.com, MALANG — Pasokan bahan kebutuhan pokok yang meningkat serta pelaksanaan PPKM Mikro menjadi penyebab Kota Malang mengalami deflasi -0,01 persen pada Februari 2021.
Kepala Perwakilan BI Malang Azka Subhan Aminurridho mengatakan berdasarkan rilis inflasi BPS pada tanggal 1 Maret 2021 deflasi Kota Malang tercatat sebesar -0,01 persen (mtm).
Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 104,08 atau secara tahun kalender tercatat sebesar 0,05 persen (yoy) sehingga inflasi tahunannya tercatat sebesar 0,77persen (yoy).
“Angka inflasi Kota Malang merupakan yang terendah dari delapan kota/kabupaten IHK di Jawa Timur,” ujarnya, Selasa (2/3/2021).
Capaian ini tidak terlepas dari pembatasan mobilitas masyarakat akibat diperpanjangnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Malang Raya, dilanjutkan dengan PPKM Mikro mulai 22 Februari 2021 sehingga mempengaruhi daya beli masyarakat.
Komoditas penyumbang utama deflasi di Kota Malang berasal dari kelompok transportasi serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Di antaranya, komoditas tarif angkutan udara, daging ayam ras, dan tahu mentah dengan andil masing-masing sebesar -0,07 persen, -0,02 persen, dan -0,02 persen.
Selain itu, terjadi penurunan penumpang di Bandara Abdulrachman Saleh Malang seiring dengan PPKM di Malang Raya yang kembali diperpanjang.
Kepala Perwakilan BI Malang Azka Subhan Aminurridho saat memberikan sambutan pada Program QRIS Go 12 Merchant di Malang, Selasa (2/3/2021)./Istimewa
Pengelola Bandara Abdulrachman Saleh Malang menyampaikan selama Periode Februari 2021 tercatat adanya pergerakan pesawat sebanyak 77 kali lepas landas dan 77 kali pendaratan.
Total penumpang datang dan berangkat sebanyak 11.460 orang, yang menunjukkan penurunan sebesar 30 persen (mtm).
Selain itu, kata Azka, perlambatan inflasi kelompok volatile food akibat koreksi harga daging ayam ras didorong oleh meningkatnya pasokan di tengah permintaan domestik yang belum kuat.
Program bantuan sosial pemerintah yang dipastikan akan dicairkan pada Maret 2021 diharapkan mendorong daya beli masyarakat.
Bansos tersebut meliputi program sembako, bantuan pangan nontunai (BNPT), bantuan sosial tunai, kartu prakerja, hingga subsidi token listrik.
Ke depan, Bank Indonesia Malang tetap berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah di tingkat daerah.
Hal itu diperlukan guna mengendalikan inflasi 2021 sesuai dengan kisaran target sebesar 3,0 persen±1 persen.
Di samping itu, kata dia, Bank Indonesia Malang dan pemerintah daerah juga terus berupaya mendorong kegiatan ekonomi dengan memperhatikan protokol kesehatan dan meningkatkan daya beli masyarakat selama pandemi Covid-19.
Langkah itu merupakan bagian dari upaya mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).