Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Perkantoran Surabaya Masih Lesu, Begini Sikap Investor

Kondisi permintaan ruang perkantoran gedung di Surabaya sejak 2020 memang sangat rendah dibandingkan pasokan baru.
Kota Surabaya./Wikipedia
Kota Surabaya./Wikipedia

Bisnis.com, SURABAYA - Colliers International menyebut proyeksi pasar perkantoran tahun ini di Kota Surabaya masih tampak lesu sebagai dampak dari pandemi Covid-19 sehingga kondisi ini membuat investor menahan diri untuk ekspansi.

Senior Associate Director Research Colliers International, Ferry Salanto mengatakan kondisi permintaan ruang perkantoran gedung di Surabaya sejak 2020 memang sangat rendah dibandingkan pasokan baru. Bahkan tahun ini sejumlah pengembang terus menyelesaikan pembangunan ruang perkantoran sehingga menambah suplai.

“Dengan tingginya pasokan yang masuk ini akan menggerus tingkat okupansi bahkan sampai 50 persen, lalu tarif sewanya pun sejak 2020 sudah banyak terkoreksi 10 persen yang membuat investor berpikir lagi untuk beli ruang kantor sedangkan harga sewanya kurang bagus,” jelasnya dalam Media Briefing Colliers International secara virtual, Rabu (6/1/2021).

Kondisi tersebut, menurut Ferry, mencerminkan masalah yang berat terutama bagi pengembangan yang sedang membangun gedung perkantoran. Bukan hanya tarif sewa, harga jual ruang perkantoran pun tidak ada perubahan peningkatan, padahal mindset investor adalah ingin mendapatkan capital gain.

“Saya perkirakan ini masih akan terjadi, apalagi market perkantoran di Surabaya tidak seperti di Jakarta. Kalau di Surabaya, didominasi oleh investor yang berharap untuk disewakan lagi,” imbuhnya.

Adapun pada semester II/2020 di Surabaya tercatat ada empat pasokan gedung baru yang telah beroperasi yakni Praxis dan Spazio Tower garapan Intiland, serta Telkom Smart Office dan Royal Office Tower.

“Sebanyak empat gedung ini saja sudah menambah 70.000 m2 dan membawa total pasokan kumulatif menjadi 496.000 m2 di 2020 atau tumbuh 17 persen (Yoy). Bahkan sampai 2021 ini, akan ada pasokan baru sebanyak 150.000 m2,” jelas Ferry.

Ferry menambahkan, dengan bertambahnya ruang pasok sebagai komitmen pengembangan untuk menyelesaikan proyeknya, tingkat huniannya pun diperkirakan turun 6,5 persen menjadi hanya 61 persen.

“Penurunan hunian juga disebabkan oleh adanya operator co-working space yang mulai bergeliat berekspansi,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper