Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Kota Malang Sepanjang 2020 Sebesar 1,42 persen

Inflasi di Kota Malang sepanjang 2020 mencapai 1,42 persen, terendah dalam sepuluh tahun terakhir.
Industri pengolahan tembakau./Antara-Yusuf Nugroho
Industri pengolahan tembakau./Antara-Yusuf Nugroho

Bisnis.com, MALANG - Inflasi di Kota Malang sepanjang 2020 mencapai 1,42 persen, terendah dalam sepuluh tahun terakhir.

Kepala BPS Kota Malang Sunaryo mengatakan kelompok pengeluaran yang mendorong inflasi, yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yang mengalami inflasi sebesar 3,95 persen, dengan andil 0,86 persen.

"Kelompok pengeluaran yang menahan inflasi sepanjang 2020, yakni kelompok transportasi yang mengalami deflasi 2,64 persen, dengan memberikan andil deflasi 0,35 persen," katanya di Kota Malang, Senin (4/1/2021).

Inflasi pada 10 tahun terakhir, yakni pada 2011, inflasi sebesar 4,05 persen, 2012 sebesar 4,6 persen, 2013 7,92 persen, 2014 8,14 persen, 2015 3,32 persen, 2016 2,62 persen, 2017 3,75 persen, 2018 2,98 persen, dan pada 2019 sebesar 1,93 persen.

Selain kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau, kelompok lain yang mendorong terjadinya inflasi pada 2020, yakni pakaian, dan alas kaki sebesar 1,76 persen dengan andil 0,10 persen, dan perawatan pribadi, dan jasa lainnya sebesar 6,18 persen, dengan andil 0,36 persen.

Dari jenis komoditas, kenaikan harga emas perhiasan merupakan yang tertinggi sebesar 26,78 persen, dengan andil 0,20 persen, rokok kretek filter naik 10,16 persen, dengan andil 0,14 persen, dan daging ayam ras naik 6,47 persen, dengan andil 0,08 persen.

Khusus periode Desember 2020, kata dia, Kota Malang mencatat inflasi sebesar 0,34 persen, didorong kenaikan harga pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,18 persen.

Inflasi pada Desemeber 2020 juga didorong adanya kenaikan pada kelompok pengeluaran penyedia makanan, minuman atau restoran sebesar 0,38 persen, transportasi 0,37 persen, dan perlengkapan peralatan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,05 persen.

Kenaikan juga terjadi pada kelompok pengeluaran kesehatan sebesar 0,10 persen, rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,04 persen, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,02 persen, dan pakaian, serta alas kaki sebesar 0,02 persen.

Kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, yakni kelompok perawatan pribadi, dan jasa lainnya sebesar 0,52 persen, sementara kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, dan kelompok pendidikan tetap.(K24)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper