Bisnis.com, SURABAYA - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur merilis tren inflasi Jatim pada Desember 2020 mencapai 0,46 persen yang disebabkan oleh kenaikan harga komoditas cabai rawit, telur ayam ras serta tarif angkutan Udara.
Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan mengatakan pada Desember yang terdapat momen Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru) itu terjadi kenaikan sejumlah harga komoditas terutama bahan pokok makanan yakni cabe rawit, telur ayam ras, daging ayam ras, tomat, ikan tongkol yang diawetkan, dan disusul tarif pesawat dan kereta api lantaran adanya momen libur panjang akhir tahun.
“Namun 3 komoditas yang punya andil besar dalam inflasi Jatim Desember kemarin adalah cabe rawit yang harganya naik 51,58 persen, telur yam ras naik 10,19 persen, dan angkutan udara tarifnya naik 6,61 persen,” jelasnya dalam paparan Berita Resmi Statistik (BRS) Jatim secara virtual, Senin (4/1/2021).
Sementara, tren inflasi Jatim sepanjang Januari - Desember 2020 yakni 1,44 persen yang disebabkan oleh kenaikan harga komoditas emas/perhiasan yang mencapai 26,57 persen, tukang bukan mandor naik 7,14 persen, mobil naik 3,22 persen, serta kenaikan harga rokok kretek filter 5,74 persen.
“Sedangkan komoditas yang menghambat laju inflasi atau disebut deflasi sepanjang 2020 itu adalah bahan bakar minyak (BBM) -2,34 persen, angkutan udara -7,59 persen, bawang putih -10,79 persen, tarif listrik -0,48 persen, dan tarif kereta api -5,04 persen. Penurunan harga-harga komoditas tersebut ini juga berkaitan dengan kondisi pandemi,” imbuhnya.
Adapun dari 8 kota Indek Harga Konsumen (IHK) di Jatim, daerah yang mengalami inflasi tertinggi berada di Kabupaten Sumenep 0,71 persen, sedangkan inflasi terendah ada di Kota Kediri 0,28 persen.
Baca Juga
“Dan tren Desember ini, semua kota IHK yakni Jember, Banyuwangi, Sumenep, Kediri, Malang, Probolinggo, Madiun dan Surabaya mengalami inflasi, jadi tidak ada yang deflasi,” imbuh Dadang.
Hanya saja, inflasi Jatim pada 2020 merupakan inflasi yang terendah dalam 3 tahun terakhir yakni inflasi pada tahun kalender 2018 mencapai 2,12 persen, pada 2019 inflasinya 2,86 persen dan pada 2020 hanya 1,44 persen.
“Begitu juga inflasi khusus Desember saja, trennya lebih rendah dalam 3 tahun terakhir ini, yakni pada 2018 inflasinya mencapai 0,60 persen, pada 2019 mencapai 0,53 persen, dan pada 2020 hanya 0,46 persen,” imbuh Dadang.