Bisnis.com, SURABAYA - Tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di wilayah Tuban tergolong masih rendah dibandingkan daerah lainnya di Jatim, termasuk tingkat kematian atau fatality rate yang juga masih tinggi.
Data laman Jatim Tanggap Covid-19 pada Jumat (18/12/2020), menyebutkan tingkat kesembuhan atau recovery rate pasien Covid-19 di Kabupaten Tuban yang kini masuk dalam kategori zona merah atau risiko tinggi yakni hanya 61,37 persen.
Sedangkan tingkat kematian atau fatality rate penderita Covid-19 mencapai 9,81 persen lebih tinggi dari rata-rata tingkat kematian di Jatim yakni sekitar 7 persen.
Saat ini total kasus positif di Tuban hingga 18 Desember 2020 sudah mencapai 1.284 kasus, jumlah tersebut bertambah 39 kasus dibandingkan hari sebelumnya. Dari total kasus positif itu, sebanyak 788 orang telah sembuh, sebanyak 126 orang telah meninggal dunia.
Sementara sebanyak 370 orang merupakan kasus aktif yang sedang dalam perawatan. Di antaranya di rumah sakit rujukan sebanyak 121 orang, dan yang melakukan isolasi mandiri sebanyak 217 orang.
Sebanyak 696 orang di antaranya juga mencatatkan mengalami gejala klinis, sedangkan 588 orang di antaranya tidak memiliki gejala klinis.
Baca Juga
Dalam sepekan terakhir, peningkatan kasus di Tuban ini berada di kisaran 20 - 60 an kasus baru. Tercatat pada 12 Desember ada penambahan 55 kasus, pada 13 Desember bertambah 65 kasus, pada 14 Desember bertambah 18 kasus, pada 15 Desember bertambah 20 kasus, pada 16 Desember 23 kasus, 17 Desember 40 kasus dan kini bertambah 39 kasus baru.
Staf Ahli Rumpun Kuratif Satgas Penanganan Covid-19, dr. Makhyan Jibril Al-Farabi mengatakan tingginya angka kematian di Jatim secara umum disebabkan oleh adanya faktor penyakit pada pasien.
Total kematian akibat komorbid sebesar 91,9 persen, sedangkan sisanya murni karena Covid-19. Dari hasil evaluasi, ada 3 penyakit penyerta yang tertinggi yakni diabetes melitus 27,6 persen, hipertensi 23 persen, dan jatung 19 persen.
“Sedangkan dari penyebabnya, ada 3 yang tertinggi yakni karena gangguan saluran pernapasan 62 persen, infeksi sistemik yang menyebar ke tumbuh 18 persen, dan gagal jantung 15 persen,” jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, masih ada stigma yang menyebabkan kematian tertinggi. Sebagai contoh banyak masyarakat terpapar dan memiliki gejala kategori berat tetapi tidak segera datang ke rumah sakit untuk perawatan sehingga saat sudah ke rumah sakit kondisi semakin berat.