Bisnis.com, SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengklaim telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong kinerja sektor pertanian salah satunya percepatan musim tanam guna menjaga stabilitas pangan di masa pandemi Covid-19.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan pada Juni lalu Jatim melakukan percepatan masa tanam untuk antisipasi kemarau sekaligus menjaga stabilitas pangan, sehingga tahun ini pun menempatkan Jatim sebagai produsen padi terbesar.
"Produksi pangan Jatim ini berperan besar dalam menjamin ketersediaan pangan secara nasional, apalagi 16 provinsi di Indonesia bagian timur, sebagian besar suplai logistiknya dipasok dari sini," katanya, Senin (19/10/2020).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim pada tahun ini, Jatim telah menempati peringkat pertama sebagai produsen padi terbesar di Indonesia.
Tercatat produksi padi Jatim meningkat 0,44 juta ton dari 9,58 juta ton pada 2019 atau tercatat proyeksinya menjadi 10,02 juta ton tahun ini. Dari produksi itu, Jatim pun mengalami peningkatan surplus yakni dari tahun lalu surplisnya hanya 1,28 juta ton, tahun ini proyeksi surplus mencapai 1,50 juta ton.
“Capaian ini mengukuhkan peran Jatim sebagai provinsi penyanggah pangan nasional untuk menunjang pembangunan pertanian,” katanya.
Baca Juga
Khofifah menyebutkan, daerah dengan produksi padi tertinggi berada di Kabupaten Lamongan 870.000 ton, Kabupaten Ngawi 830.000, dan Kabupaten Bojonegoro 740.000 ton.
Sedangkan daerah dengan tingkat kenaikan produksi tertinggi ada di Kabupaten Ponorogo yakni sebesar 74.610 ton ton, Kabupaten Ngawi 52.277 ton, dan Kabupaten Bojonegoro 45.324 ton.
“Melihat data itu, artinya Jatim masih tetap mampu menjaga keberlangsungan produktivitas di sektor pertanian khususnya komoditi padi meski di tengah pandemi,” imbuh Khofifah.
Dia menambahkan, sektor pertanian merupakan salah satu sektor penopang pertumbuhan ekonomi di Jatim, disusul sektor industri pengolahan dan perdagangan. Untuk itu, lanjutnya, pertanian harus didorong untuk memulihkan perekonomian dari dampak pandemi Covid-19.