Bisnis.com, SURABAYA – Sebanyak 11 kota/kabupaten di Jawa Timur tahun ini diperkirakan mengalami penurunan produksi padi yang disebabkan menurunnya produktivitas maupun penyusutan lahan baku sawah.
Berdasarkan angka potensi produksi padi Januari – Desember 2020 dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, 11 daerah yang mengalami penurunan produksi yakni Mojokerto, Blitar, Jember, Sidoarjo, Pacitan, Situbondo, Kediri, Trenggalek, Kota Malang, Kota Blitar, dan Kota Pasuruan.
Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan menjelaskan produksi padi di seluruh Jatim tahun ini diperkirakan mencapai 10 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), dari luas panen 1,76 juta hektare, dan akan menghasilkan 5,76 juta ton beras setelah diproses giling.
“Dasar penghitungan proyeksi produksi padi ini dihitung berdasarkan informasi luas lahan baku sawah dari Kementerian ATR/BPN,” jelasnya, Jumat (16/10/2020).
Jika dibandingkan dengan produksi padi tahun lalu, proyeksi panen padi Jatim ini meningkat yakni pada 2019 mencapai 9,58 juta ton GKG dari luas lahan 1,70 juta ha, dengan produksi beras 5,50 juta ton.
“Sedangkan realisasi produksi Januari – September 2020 mencapai 8,48 juta ton GKG dari luas lahan 1,52 juta ha yang menghasilkan beras 4,87 juta ton. Dibandingkan periode sama 2019, produksinya 8,31 juta ton GKG yang menghasilkan beras 4,77 juta ton,” jelasnya.
Baca Juga
Dadang mengatakan, meski secara total proyeksi padi di Jatim meningkat dibandingkan tahun lalu, tetapi jika dilihat berdasarkan wilayah terdapat daerah yang mengalami penurunan, maupun peningkatan produksi.
Penurunan proyeksi produksi GKG terbanyak terjadi di Mojokerto yakni 22.996 ton, Blitar 22.223 ton, Jember 14.063 ton, Sidoarjo 9.441 ton, Pacitan 8.563 ton, Situbondo 6.693 ton, Kediri 4.2212 ton, Trenggalek 2.972 ton, Kota Malang 1.449 ton, Kota Blitar 825 ton, dan Kota Pasuruan 767 ton.
Sementara daerah yang mengalami peningkatan produksi terbesar yakni 74.610 ton, Ngawi 52.277 ton, Bojonegoro 43.324 ton, Nganjuk 44.262 ton, Sumenep 43.504 ton, Gresik 42.267 ton, Madiun34.248 ton, Lamongan 34.061 ton, Sampang 31.104 ton, Tulungagung 26.952 ton, dan Magetan 22.633 ton, Bondowoso 18.899 ton, Banyuwangi 16.872 ton, Lumajang 10.970 ton, serta daerah lainnya tumbuh di bawah angka 2.000 ton.
Dadang menambahkan dari produksi beras 5,76 juta ton di Jatim tahun ini, tingkat konsumsinya hanya 4,426 juta ton sehingga masih surplus 1,50 juta ton. Kondisi ini juga meningkat dibandingkan tahun lalu dengan produksi beras 5,50 juta ton dengan konsumsi hanya 4,22 juta ton sehingga surplus 1,28 juta ton.
“Konsumsi Jatim ini dihitung berdasarkan konsumsi per kapita dikali jumlah penduduk yakni untuk konsumsi rumah tangga 78,27 kg/tahun, dan konsumsi di luar rumah tangga 29,98 kg/tahun,” imbuhnya.