Bisnis.com, MADIUN - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun mencatat dalam tiga bulan terakhir Kota Madiun, Jawa Timur, mengalami deflasi. Pada September angka deflasinya 0,02 persen, Agustus 0,02 peren, dan Juli sebesar 0,04 persen.
Wali Kota Madiun, Maidi, mengatakan deflasi yang terjadi selama tiga bulan terakhir ini memang sengaja diciptakan pemkot. Hal ini berkaitan dengan pencegahan penularan Covid-19.
“Deflasi yang ada di Madiun itu terjadi karena kita sedang mengerem persebaran Covid-19,” kata dia saat rapat koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Madiun di Hotel Aston Madiun, Kamis (15/10/2020).
Maidi menjelaskan maksud dari pengereman Covid-19 yang berdampak pada deflasi ini karena aktivitas masyarakat dikurangi. Dengan demikian perputaran uang juga berkurang sehingga berdampak pada minimnya transaksi. Kondisi ini yang mengakibatkan daya beli masyarakat turun selama tiga bulan terakhir.
Selain mengurangi aktivitas warga dengan pembatasan jam malam, lanjutnya, pemkot dalam beberapa bulan terakhir juga rutin memberikan bantuan pangan masyarakat. Kondisi ini membuat pedagang bahan pangan di pasar-pasar juga terdampak.
Untuk saat ini, pemkot telah mengubah aturan jam malam dari yang sebelumnya maksimal pukul 22.00 WIB menjadi pukul 24.00 WIB. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan perekonomian sehingga berdampak pada daya beli masyarakat.
Baca Juga
“Dengan memperpanjang jam berjualan tentunya akan berdampak pada jumlah transaksi yang semakin tinggi. Peredaran uang semakin banyak,” ujar Maidi.
Senada dengan Maidi, Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Kediri, Sofwan Kurnia, mengatakan deflasi di Kota Madiun memang dampak pengereman persebaran Covid-19. Karena selama terjadi pembatasan sosial membuat aktivitas perekonomian masyarakat juga terdampak.
Dia menyebut angka deflasi pada tahun ini tergolong kecil dibandingkan angka deflasi dalam tiga tahun terakhir. “Dalam tiga tahun terakhir, siklusnya di Kota Madiun pada bulan Juli, Agustus, hingga September mengalami deflasi. Tetapi justru pada tahun ini, saat pandemi Covid-19 justru angka deflasi lebih kecil. Artinya sebenarnya aktivitas ekonomi berjalan seperti biasa,” kata Sofwan.