Bisnis.com, SURABAYA – Kinerja ekspor non migas Jawa Timur pada Agustus 2020 tercatat mencapai US$1,37 miliar atau turun 6,36 persen dibandingkan Juli 2020 lantaran banyak dipengaruhi oleh kinerja dari sektor industri pengolahan dan pertanian.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Dadang Hardiwan mengatakan secara total kinerja ekspor Jatim baik migas maupun non migas pada Agustus itu mencapai US$1,43 miliar. Jumlah tersebut turun 9,48 persen jika dibandingkan periode sama tahun lalu.
“Kontribusi ekspor non migas sendiri mendominasi total ekspor kita yakni menyumbang 96,05 persen yang berarti kondisi kinerja ekspor Jatim sangat dipengaruhi oleh sektor-sektor unggulan seperti industri pengolahan dan pertanian,” jelasnya dalam paparan kinerja ekspor impor BPS, Selasa (15/9/2020).
Dia menjelaskan menurut 10 besar golongan barang, ekspor Jatim terbanyak dikontribusi oleh barang jenis tembaga US$123,33 juta atau berkontribusi 9 persen, disusul komoditas kayu dan barang dari kayu US$110,53 juta atau berkontribusi 8,06 persen, serta golongan perhiasan/permata US$11 juta atau menyumbang 7,6 persen.
“Jika dilihat prosentase kenaikan ekspornya, barang perhiasan/permata naik 4,53 persen, lalu mesin dan peralatan listrik naik 4,06 persen,” jelasnya.
Berdasarkan sektor, ekspor migas US$56,35 juta atau turun 49,99 persen jika dibandingkan Juli 2020, ekspor hasil pertanian US$137,52 juta atau turun 5,69 persen (m to m), dan industri pengolahan US$1,2 miliar atau turun 6,54 persen (m to m).
Baca Juga
“Kinerja ekspor Agustus ini hanya sektor pertambangan yang naik, yakni tercapai US$4,3 juta atau naik 39,91 persen dibandingkan Juli. Namun kalau dibandingkan Agustus tahun lalu, sektor pertambangan ini turun 28,95 persen,” jelasnya.
Adapun pangsa ekspor Jatim sepanjang Januari - Agustus 2020 masih didominasi oleh negara-negara di Asean dengan kontribusi 19,17 persen, disusul Jepang 15,37 persen, China 14,49 persen, Amerika Serikat 13,23 persen, dan Uni Eropa 7,78 persen.