Bisnis.com, SURABAYA - Penyaluran kredit di Jawa Timur selama pandemi Covid-19 tepatnya pada kuartal II/2020 turun 1,81 persen, hanya terealisasi Rp471,861 triliun.
"Penurunan penyaluran kredit tersebut telah menimbulkan disrupsi suplai dan demand terhadap seluruh sektor strategis di Jatim," kata Kepala Kantor Wilayah Bank Indonesia Jatim, Difi Ahmad Johansyah, dikutip dalam rilis, Rabu (9/9/2020).
Berdasarkan data Dana Bank Indonesia (BI) pertumbuhan kucuran kredit di Jatim selama kuartal II ini turun drastis jika dibandingkan tren pertumbuhan pada periode yang sama tahun lalu mampu mencapai 8,63 persen atau terealisasi Rp480,571 triliun.
Dari total penyaluran tersebut, untuk kredit korporasi baik dalam bentuk kredit modal kerja atau kredit investasi ke seluruh sektor mengalami penurunan dibanding periode sebelumnya.
Adapun sebesar 62,96 persen kucuran kredit perbankan di Jatim terdistribusi ke Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Kota Malang dan Kabupaten Malang.
Sebanyak 5 daerah dengan penyaluran kredit terbanyak ini terpusat di sentra industri dan perdagangan. Diketahui 5 daerah itu merupakan wilayah yang memiliki aktivitas ekonomi yang tinggi.
Baca Juga
Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada kuartal/II 2020 tumbuh melambat menjadi 7,76 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang tumbuh 9,38 persen.
Posisi DPK pada kuartal II/2020 mencapai Rp606,031 triliun. Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp562,370 triliun.
Dia menambahkan meski kredit mengalami penurunan, DPK ternyata masih bisa tumbuh. Kondisi ini didorong peningkatan komponen tabungan dan deposito.
DPK korporasi masih didominasi giro sebesar 55,3 persen, disusul deposito 37,9 persen dan tabungan sebesar 6,78 persen.
Peningkatan tabungan terjadi pada seluruh kelompok bank. Sedangkan peningkatan deposito hanya terjadi pada kelompok bank persero dan bank asing serta campuran.