Bisnis.com, SURABAYA – PT Sariguna Primatirta Tbk (Tanobel Food /Cleo) masih optimistis pada semester II/2020 akan ada pertumbuhan kinerja yang positif di tengah pandemi Covid-19 setidaknya sampai akhir tahun minimal 10 persen.
Direktur Penjualan dan Pemasaran Cleo, Toto Sucartono mengatakan perusahaan berharap pada semester II ini pasar kembali menggeliat apalagi sejumlah daerah sudah melonggarkan aturan pembatasan guna menggerakkan perekonomian.
“Di akhir Juli ini sudah ada beberapa daerah yang menarik aturan soal keramaian sehingga pasar bisa menggeliat lagi. Memang jika izin keramaian dibuka lagi, transportasi dibebaskan dari prosedur maka kami yakin penjualan air minum dalam kemasan (AMDK) bisa tumbuh di atas 10 persen,” jelasnya dalam Paparan Publik, Kamis (30/7/2020).
Dia mengungkapkan dampak pandemi telah mempengaruhi permintaan produk AMDK ukuran botol dan cup yang menurun karena ada larangan mudik dan sektor hotel restoran dan kafe (horeka) terpukul.
“Sedangkan produk AMDK bentuk galon justru mengalami peningkatan 22 persen karena orang banyak tinggal di rumah,” katanya.
Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan, Lukas Setio Wongso memamparkan pada semester I/2020, penjualan perseroan tercapai Rp493,9 miliar atau tumbuh 0,40 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Sedangkan laba kotor Rp213,3 miliar tumbuh 23,30 persen, dan laba bersih Rp64,7 miliar naik 1,19 persen.
“Pertumbuhan laba kotor ini cukup tinggi karena kami fokus pada produk yang memberikan margin lebih tinggi dan efisiensi biaya produksi. Sedangkan laba bersihnya tumbuh tipis karena ada kenaikan biaya operasional dan biaya bunga,” jelasnya.
Direktur Operasional, Nio Eko Susilo mengatakan tahun ini perseroan memang merencanakan investasi pabrik baru di Lampung dan Balikpapan, hanya saja ada hambatan Covid-19 sehingga pengembangannya akan melihat situasi dan kondisi.
“Kita sedang prepare kalau selesai tahun ini maka bisa operasi tahun depan. Kalau tidak bisa tahun ini karena keterbatasan, maka proyek dimulai tahun depan agar kapasitas produksi kami bisa bertambah 100 juta liter,” jelasnya.
Eko menambahkan pengembangan pabrik baru ini memiliki potensi yang besar untuk ke depannya. Meski tahun ini asosiasi AMDK telah mengkoreksi pertumbuhan hanya 4 persen.
Adapun total pabrik yang dimiliki perseroan hingga 2020 mencapai 27 pabrik. Jumlah tersebut terus berkembang, termasuk jaringan distribusi juga mengalami perkembangan yang awalnya hanya 47 jaringan, pada 2019 menjadi 120 jaringan dan pada 2020 bertambah menjadi 126 jaringan.