Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ratusan Hektare Lahan Produktif di Ngawi Beralih Fungsi

Luas lahan produktif di wilayah Ngawi sebelumnya mencapai 50.550 hektare, saat ini telah berkurang menjadi 50.197 hektare.
Pekerja menguruk tepi jalan tol Trans Jawa ruas Ngawi-Kertosono yang sebelumnya terendam banjir, kini  sudah normal kembali, di Desa Glonggong, Balerejo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Jumat (8/3/2019)./ANTARA-Siswowidodo
Pekerja menguruk tepi jalan tol Trans Jawa ruas Ngawi-Kertosono yang sebelumnya terendam banjir, kini sudah normal kembali, di Desa Glonggong, Balerejo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Jumat (8/3/2019)./ANTARA-Siswowidodo

Bisnis.com, NGAWI — Luas lahan pertanian di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, berkurang hingga ratusan hektare akibat alih fungsi untuk lokasi pembangunan perumahan dan infrastruktur.

"Lahan pertanian di Ngawi mengalami penurunan seiring dengan penambahan permukiman warga dan alih fungsi lahan nonpertanian seperti pembangunan jalan tol yang melewati Ngawi," ujar Bupati Ngawi Budi Sulisyono saat melakukan panen raya di Desa Kresikan, Kecamatan Geneng, Selasa (21/7/2020).

Data Dinas Pertanian Ngawi mencatat, luas lahan produktif di wilayah setempat sebelumnya mencapai 50.550 hektare, saat ini telah berkurang menjadi 50.197 hektare.

Bupati mengakui bahwa dampak pengurangan lahan pertanian tersebut membuat hasil produksi padi di wilayah Ngawi juga ikut berkurang.

Sesuai data, produksi padi di Kabupaten Ngawi rata-rata mencapai 770.000 ton gabah kering giling setiap tahun. Jumlah produksi tersebut menempatkan Ngawi sebagai daerah penyangga produsen beras nomor dua di Jawa Timur.

Untuk mengatasi turunnya produksi padi akibat berkurangnya lahan pertanian, Bupati Ngawi meminta agar petani mengoptimalkan masa tanam.

Petani juga diharapkan terus membuat terobosan sehingga mampu meningkatkan jumlah produksinya, meski luas lahan pertanian berkurang.

Budi menambahkan bahwa terobosan peningkatan produksi bisa ditempuh dengan penggunaan benih unggul, sistem tanam yang modern, hingga pemakaian pupuk dan pestisida yang proporsional.

"Petani juga harus jeli dalam penanganan hama, terlebih hama tikus yang kerap menjadi musuh para petani," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Zufrizal
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper