Bisnis.com, SURABAYA - Semen Indonesia (SIG) menerapkan teknik reklamasi sistem baru model alur di lahan pascatambang pabrik Tuban, Jawa Timur.
General Manager of Mining & Raw Material SIG, Musiran, menjelaskan metode reklamasi pascatambang batukapur di pabrik Tuban selama ini menutup permukaan dengan top soil. Metode ini membutuhkan top soil yang banyak sehingga kurang efisien.
Adapun sistem alur efisien karena keterbatasan cadangan top soil di area tambang batu kapur. Sistem alur dilakukan dengan membuat lubang berbentuk alur memanjang seperti parit dengan dimensi tertentu sebagai media tanam.
"Jika menggunakan metode biasa, reklamasi dengan penanaman bibit pohon pada area 1 hektare membutuhkan top soil mencapai 3.000 m3 , namun dengan teknik alur ini kebutuhan top soil hanya 800 m3 saja," jelasnya melalui rilis, Jumat (10/7/2020).
Dia menjelaskan sistem alur dapat menghemat top soil sebesar 70 persen dibanding metode konvensional tanpa mengurangi tingkat keberhasilan reklamasi.
“Penerapan sistem alur juga dapat menekan biaya hingga mencapai 63 persen dengan tingkat keberhasilan reklamasi sebesar lebih dari 85 persen," tuturnya.
Baca Juga
Menurutnya teknik reklamasi sistem alur ini merupakan inovasi baru dari SIG dan pertama di Indonesia.
Lahan pascatambang batu kapur yang telah direklamasi kini menjadi sarana edukasi, wisata dan hutan yang hijau. Sedangkan lahan pascatambang tanah liat dijadikan embung penampung air yang difungsikan oleh masyarakat untuk budi daya ikan dan pengairan lahan pertanian, sehingga mereka dapat bercocok tanam meskipun pada musim kemarau.
Hingga saat ini SIG telah mereklamasi lahan pascatambang seluas 271,50 hektar dengan tanaman jati, johar, mahoni, sengon, flamboyan, trembesi dan kesambi. Jumlah pohon yang ditanam mencapai 419.091 batang.
Tampak di kejauhan istalasi pabrik semen Indonesia.