Bisnis.com, SURABAYA - Organisasi Angkutan Darat (Organda) Surabaya memprediksi kinerja jasa angkutan umum di Surabaya dan kota sekitarnya bisa anjlok sampai 95 persen akibat larangan mudik sekaligus jika diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Ketua Organda Surabaya, Sunhaji Ilahoh mengungkapkan bahkan sebelum diberlakukan PSBB maupun saat ada anjuran work from home (WFH) dan social distancing, kinerja jasa angkutan umum (MPU) sudah anjlok 70 persen.
"Maka dengan diberlakukannya PSBB nanti, termasuk larangan mudik, jelas jumlah penumpang akan turun drastis sampai 95 persen, alias semua pekerja angkutan menganggur," ujarnya, Kamis (23/4/2020).
Dia mengatakan biasanya saat Ramadhan dan Lebaran adalah momentum bagi pelaku usaha jasa angkutan umum untuk meraup keuntungan yang berlipat dibandingkan hari normal.
Namun, dengan situasi Lebaran seperti saat ini harapan tersebut hilang, dan para sopir angkutan kini mulai cemas dengan penghasilannya nanti.
Sunhaji menambahkan pemerintah harus memberikan kebijakan yang seimbang jika melakukan PSBB maupun melarang mudik, yakni memberikan perlindungan hak ekononomi bagi anggota Organda.
Pemerintah sendiri, katanya, berjanji untuk memberikan jaring pengaman sosial termasuk kepada para sopir angkot, bus, taksi maupun sopir truk dan angkutan barang.
Namun hingga kini, pemerintah masih menunggu verifikasi data penerima bantuan dari DPD Organda Jatim untuk diserahkan kepada Pemprov Jatim.
"Harus ada insentif yang nyata bagi usaha jasa angkutan termasuk bagi para pekerja angkutan yang butuh bantuan untuk menopang kehidupan keluarganya," imbuhnya.
Diketahui, Pemprov Jatim berencana melaksanakan PSBB di 3 wilayah yakni Kota Surabaya, sebagian Kabupaten Gresik dan sebagian Kabupaten Sidoarjo. Organda berharap ada sosialisasi dan komunikasi yang intens dari pemerintah mengenai aturan operasional angkutan selama PSBB.