Bisnis.com, SURABAYA - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur memastikan stok pangan di Jatim terutama komoditas beras masih aman bahkan sampai Juni 2020 meski tengah diterjang wabah Virus Corona.
"Stok pangan di Jatim sampai Juni nanti masih aman, yang minus memang hanya tanaman bawang putih dan kedelai karena ini termasuk tanaman sub tropis sehingga usaha tani memerlukan cost yang besar dan di ketinggian tertentu," jelas Hadi Sulistyo, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim kepada Bisnis, Kamis (26/3/2020).
Dia menjelaskan proyeksi produksi padi atau gabah kering giling (GKG) Jatim pada semester I/2020 ini mencapai 5,1 juta ton dari luas panen 1,1 ha, dan produksi beras mencapai 3,3 juta ton.
"Dari produksi itu, tingkat konsumsi beras kita hanya sekitar 2,1 juta ton. Jadi kita masih tetap surplus 1,1 juta ton lah," katanya.
Hadi mengatakan pada Maret 2020 ini saja ada panen sekitar 896.206 ton gabah kering giling dengan produksi beras 582.534 ton, dan tingkat konsumsi hanya 365.344 ton.
"Bahkan produksi padi di bulan April nanti proyeksinya lebih tinggi dari bulan-bulan lainnya yakni mencapai 2,4 juta ton GKG dengan produksi berasnya 1,5 juta ton. Produksi di bulan tersebut juga cukup aman untuk kebutuhan Ramadhan dan Lebaran yang jatuh pada Mei 2020," jelasnya.
Berdasarkan data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jatim, tampak seluruh wilayah di Jatim mengalami kestabilan harga beras, terutama beras jenis IR 64.
Harga beras IR 64 di Jatim rata-rata saat ini sekitar Rp9.876/kg. Harga tersebut terus stabil dalam beberapa bulan terakhir. Sedangkan rata-rata harga beras jenis Mentik saat ini Rp11.092, harga tertinggi dari rata-rata hanya terjadi Kota Mojokerto, dan Kabupaten Trenggalek yang mencapai Rp12.500/kg.
Sementara untuk beras jenis Bengawan rata-rata harganya saat ini Rp11.418/kg. Harga tertinggi hanya terjadi di wilayah Bangkalan Rp12.666/kg.