Bisnis.com, MALANG - Berita rencana penutupan Kota Malang untuk antisipasi virus corona (Covid-19) ramai diperbicangkan di group percakapan sosial.
Pernyataan dalam berita tersebut, rencana penutupan dilakukan Rabu (18/3/2020).
Hanya saja setelah bisnis mengecek ulang kebenaran informasi tersebut, Sekda Kota Malang Wasto membantah informasi yang beredar tersebut. "Tidak seperti itu," ujarnya kepada Bisnis, Senin (16/3/2020).
Adapun kebijakan yang digulirkan Kota Malang yakni pembatasan kegiatan massal.
Wali Kota Malang Sutijai menerapkan kebijakan menunda kegiatan massal diikuti setidaknya 30 orang untuk mencegah penyebaran covid-19 di kota tersebut.
"Kegiatan yang pesertanya melebihi 30 orang sementara waktu akan ditunda dan diawasi sesuai SOP yang ada. Bukan tidak boleh, tapi ditunda," di Malang, Senin (16/3/2020).
Begitu juga cafe, hiburan malam serta tempat-tempat rekreasi juga akan ditutup dalam kurun waktu 14 hari mendatang.
Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi pergerakan massa atau potensi berkumpulnya warga demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Dia juga memberikan penekanan kepada ASN di lingkungan Pemkot Malang untuk menunda perjalanan dinas ke luar daerah sekaligus melakukan penjadwalan ulang pada tamu-tamu yang akan berkunjung ke Pemkot Malang sampai 14 hari ke depan.
Kabag Humas Sekretariat Daerah Kota Malang Nur Widianto, penerimaan kunjungan studi banding dari berbagai instansi, termasuk daerah luar kota, dan kegiatan yang dilakukan ASN ditunda dengan pertimbangan kegiatan tersebut biasanya diikuti banyak orang sehingga rawan terkait dengan upaya pencegahan covid-19.
Dia juga menghimbau agar ketika aturan tersebut diterapkan, maka masyarakat tetap tenang dan meyakini bahwa negara hadir serta tanggap dalam menyelesaikan kasus Covid-19 ini. Tujuannya adalah agar tidak terjadi panic buying di Kota Malang.
"Secara bertahap, Pemkot Malang juga akan terus melakukan sosialisasi kepada tokoh-tokoh masyarakat, pendakwah baik dari agama Islam maupun non muslim agar dapat memberikan ketenangan pada masyarakat untuk tidak cemas sehingga tidak berakibat pada sektor kehidupan lainnya," ucapnya.(K24)