Bisnis.com, MALANG — Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui Direktorat Pendidikan Vokasi dan Pelatihan segera membuka program studi Nutrasetikal.
Prodi ini bertujuan mencetak tenaga kompeten untuk merancang proses produksi pangan dan obat-obatan berdasarkan penerapan prinsip-prinsip pengolahan makanan berbasis teknologi.
Direktur Direktorat Pendidikan Vokasi dan Pelatihan UMM Tulus Winarsunu mengatakan di program studi ini, mahasiswa akan memiliki keterampilan metodologis dan komputasi juga laboratorium praktis dalam penelitian dan industri makanan dan obat-obatan.
“Kurikulum Prodi Nutrasetikal dirancang khusus untuk memecahkan masalah kontemporer dan untuk menghasilkan inovasi dalam bidang Nutrasetikal dengan dukungan teknologi informasi, serta sistem manajemen keamanan pangan,” katanya dalam keterangan resmi, Rabu (11/3/2020).
Prodi Nutrasetikal, kata dia, merupakan fondasi yang kuat dari pengetahuan dan pemahaman serta penerapan keilmuan untuk berkontribusi dalam industri makanan dan obat-obatan multinasional.
“Kompetensi lulusannya ditargetkan, di antaranya mampu merancang proses produksi pangan dan obat-obatan berdasarkan penerapan prinsip-prinsip pengolahan makanan berbasis teknologi secara efektif, efisien, dan presisi untuk menghasilkan produk dengan standar yang tepat,” ucapnya.
Selain itu, mampu mendesain pengembangan produk makanan dan obat-obatan yang berkualitas, aman, bergizi dan bermanfaat bagi kesehatan, dan berdasarkan prinsip-prinsip ilmu pangan dan nutrasetikal.
Rektor UMM Fauzan mengatakan tanggung jawab kampus bukan hanya sekadar mengembangkan pendidikan, melainkan juga mengembangkan dimensi kehidupan yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Oleh karena itu apa yang kami lakukan ini (mendirikan program studi baru) merupakan bagian tak terpisahkan dari misi yang kami lakukan. Maka harapan kami, program ini akan sukses dijalankan. Jika ini terwujud akan menjadi manfaat bagi semua orang,” tandas Fauzan.
Indonesia sendiri memiliki potensi sumber daya alam yang disebut kekayaan hayati. Terdapat setidaknya 30.000 spesies tanaman yang bermanfaat. Oleh karena itulah, dia berharap, mahasiswa dari Prodi Nutrasetikal UMM dapat membuat produk bernilai jual. (K24)