Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Buah & Sayuran Jatim Turun Drastis

Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat tren kinerja impor di Jatim pada Januari 2020 mengalami penurunan terutama pada komoditas sayuran dan buah-buahan yang turun drastis hingga US$133,44 juta.
Pedagang memilih buah blewah untuk dijual kembali di gudang buah, Pasar Induk Gadang, Malang, Jawa Timur, Senin (6/5/2019)./ANTARA-Ari Bowo Sucipto
Pedagang memilih buah blewah untuk dijual kembali di gudang buah, Pasar Induk Gadang, Malang, Jawa Timur, Senin (6/5/2019)./ANTARA-Ari Bowo Sucipto

Bisnis.com, SURABAYA - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat tren kinerja impor di Jatim pada Januari 2020 mengalami penurunan terutama pada komoditas sayuran dan buah-buahan yang turun drastis hingga US$133,44 juta.

Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan mengatakan penurunan impor buah dan sayuran ini belum dapat dipastikan apakah akibat adanya isu virus corona asal Wuhan China yang menyebabkan terhambatnya kegiatan ekspor-impor dari Indonesia ke China.

"Sebetulnya pembatasan akses ekspor impor ke China kan baru dimulai Februari ini, tetapi tren penurunan impor sudah terjadi di bulan Januari, terutama di komoditas sayur dan buah-buahan yang memang sumbernya kebanyakan dari China," jelasnya saat paparan Berita Resmi Statistik, Senin (17/2/2020).

Dia menjelaskan catatan impor Januari 2020 di Jatim menyebutkan komoditas gula dan kembang gula turun US$33,6 juta, sayuran turun US$67,88 juta dan buah-buahan turunnya mencapai US$133,44 juta dibandingkan Desember 2019.

Sedangkan komoditas impor yang naik adalah mesin-mesin/pesawat mekanik naik US$90,13 juta, disusul mesin/peralatan listrik naik US$22,60 juta dan ampas/sisa industri makanan naik US$21,34 juta.

"Buah dan sayuran menjadi salah satu penyumbang turunnya impor. Biasanya komoditas ini memang datangnya sesuai permintaan saja dan turunnya tidak banyak," imbuhnya.

Adapun secara total, kinerja impor di Jatim pada Januari 2020 ini mencapai US$2,02 miliar atau turun 1,08% dibandingkan Desember 2019 yang terdiri dari migas sebesar US$483 juta, serta impor non migas US$1,54 miliar atau menyumbang 76,13%.

Impor non migas turun 3,18%, sedangkan impor migas turun 6,27%. Berdasarkan golongan, impor bahan baku menyumbang 79,57% atau setara US$1,6 miliar, barang konsumsi US$174 juta ayau 8,6%, dan barang modal US$293 juta atau menyumbang 11,83%.

Dadang menambahkan, impor terbesar berasal selama ini berasal dari China dengan kontribusi 32,30%, disusul negara-negara Asean 15,22%, Uni Eropa 11,53%, serta Amerika Serikat 6,97% dan Singapura 4%.

"Berdasarkan negara utama penyumbang impor kita, khusus China mengalami penurunan 16,44%, yakni pada Desember 2019 impor mencapai US$595,8 juta kini menjadi US$557,4 juta pada Januari 2020," imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper