Bisnis.com, SURABAYA -- STIE Perbanas Surabaya merupakan perguruan tinggi bidang bisnis dan perbankan.
Kampus yang terakreditasi institusi A ( sangat baik ) oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi ( BAN-PT ) Kemenrisdikti Republik Indonesia.
Program Studi (Prodi) Sarjana Ekonomi Syariah menggandeng Himpunan Mahasiswa Sarjana Ekonomi Syariah (Hima Eksyar) menyelenggarakan Seminar Nasional ( semnas ) bertajuk “Revolusi Bisnis Startup Syariah dan Industri Halal di Era 4.0”.
Bertempat di Auditorium Hall A Kampus 1 , pada Kamis ( 13/2/2020 ) tidak hanya mahasiswa, acara ini juga diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai kalangan, meliputi dosen, guru ekonomi, siswa, hingga masyarakat umum.
Ketua Pelaksana, Kemal Imaduddin mengatakan seminar nasional ini merupakan rangkaian event Sharia Economy Festival 2020. Dirinya menyebutkan alasan tema ini diangkat sebagai langkah konkrit menyikapi potensi perkembangan ekonomi syariah di Indonesia.
”Kami mengundang narasumber yang berkiprah di bisnis ekonomi digital khususnya di bidang syariah. Pasalnya, ekonomi digital sangat berpengaruh besar dalam industri halal Indonesia, seperti sektor makanan halal dan agrikultur, media dan rekreasi, farmasi dan kosmetik, fashion Muslim, pariwisata halal, dan keuangan Islam,” terangnya.
Adapun narasumber yang dihadirkan seorang praktisi yang bergerak industri halal, seperti R. Muhammad Suherman, Ketua Chef Halal Indonesia (Tim Kurator UMKM Halal Bank Indonesia & Konsultan Halal). Alrikko Putra dari Bank Indonesia. Selain itu, turut hadir pula CEO Zeniora, Moch. Siswan Afandi. Pihaknya berfokus pada industri Startup di bidang pendidikan bernama Zeniora Edukasi Tehnologi.
"Bank Indonesia juga memastikan akan mensupport program bisnis ekonomi syariah demi perkembangan bisnis halal. Dengan memastikan produk bersertifikat halal, para pelaku usaha juga mampu memperkenalkan produk premium" imbuh Alrikko.
Berdasarkan Global Islamic Finance Report 2019, Indonesia meraih peringkat pertama dalam mengembangkan ekonomi syariah. Kondisi tersebut berhasil menggantikan posisi Malaysia sebagai Negara perintis ekonomi syariah.