Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produk Halal & Perikanan Jatim Berpeluang Jajaki Pasar Jepang

Industri perikanan khususnya ikan tuna dan cakalang saat ini sangat potensial untuk masuk ke Jepang.
Ikan cakalang./Bisnis-Rachman
Ikan cakalang./Bisnis-Rachman

Bisnis.com, SURABAYA — Indonesia Japan Business Network (IJB-Net) menilai Jawa Timur memiliki potensi untuk memperbesar produk ekspor ke Jepang terutama bidang perikanan dan produk makanan halal mengingat kebutuhan Jepang sangat tinggi.

Ketua Umum IJB-Net Suyoto Rais mengatakan industri perikanan khususnya ikan tuna dan cakalang saat ini sangat potensial untuk masuk ke Jepang meski persaingan global cukup ketat dan tidak mudah dari segi regulasi atau syarat dari pemerintahnya.

“Tahun lalu produk halal Indonesia seperti olahan ayam akhirnya berhasil masuk ke Jepang setelah sekian lama mencoba masuk tapi gagal. Di sana mulai buka restoran halal fried chicken yang dimulai di Nagoya lalu siap ekspansi ke daerah lainnya,” jelasnya seusai seminar internasional bertajuk Merajut Peluang dan Strategi Ekspor Produk Jatim, Rabu (9/10/2019).

Dia menjelaskan saat ini jumlah penduduk muslim di Jepang mencapai 150.000 orang, ditambah dengan jumlah wisatawan muslim yang terus meningkat setiap tahun. Setidaknya tembus 1 juta orang/tahun menjadi peluang tersendiri bagi Indonesia yang notabene memiliki penduduk Islam terbesar.

“Ini jadi kesempatan buat pengusaha kita untuk mengambul pasar di sana, dan saat ini pemahaman Jepang terhadap halal food adalah makanan yang healthy,” katanya.

Suyoto memaparkan, berdasarkan data The Martercard-CrescentRating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2017, jelas Suyoto, pasar halal food di Jepang cenderung meningkat. Tercatat pada 2012, nilai industri makanan halal di Jepang sekitar ¥47,9 miliar, dan pada 2016 meningkat menjadi ¥80,6 miliar. Diperkirakan tahun depan potensi bisnis halal food pada saat ada gelaran Olimpiade Tokyo mencapai ¥114,8 miliar atau setara Rp15 triliun.

Adapun selama ini nilai perdagangan antara Jepang dan Jatim mengalami surplus. Dari data BPS Jatim tercatat, ekspor Jatim ke Jepang di sepanjang Januari – Agustus 2019 mencapai US$1,9 juta, sedangkan impor dari Jepang ke Jatim hanya sekitar US$539.000.

Suyoto menambahkan di sektor lain yang bisa digarap oleh pengusaha Jatim adalah sektor perkebunan, terutama untuk komoditas kopi, kakao dan jagung yang sangat dibutuhkan di Jepang serta sektor garmen dan alas kaki mengingat sebanyak 70% - 90% produk garmen dan fesyen di Jepang merupakan produk impor dari berbagai negara.

“Kita harus bisa membaca peluang pasar di Jepang, misalnya membuat produk yang seusai selera dan kebutuhan orang di sana,” imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper