Bisnis.com, MADIUN — Sebagian besar warga Desa Singgahan, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, sempat menjadi member MLM QNet karena terpengaruh ajakan MK. Tetapi, mereka tidak bertahan lama menjadi member QNet.
MK merupakan bos bisnis MLM QNet yang saat ini menjalani pemeriksaan di Polres Lumajang atas kasus dugaan money games.
Sekretaris Desa Singgahan, Joni Anwar, mengatakan MK telah menjalani bisnis QNet ini sejak tahun 2004 silam. Saat itu, selain bisnis QNet, warga asli Singgahan itu membuka bengkel mobil.
"Dulunya MK itu punya bengkel mobil. Kemudian beralih ke bisnis QNet itu," ujarnya saat ditemui wartawan di Kantor Desa Singgahan, Rabu (4/9/2019).
Saat awal-awal berbisnis MLM itu, kata Joni, sebagian besar warga Singgahan diprospek oleh MK. Alhasil kala itu banyak warga yang tertarik untuk ikut menjadi member QNet. Namun, mereka tidak lama menjadi member bisnis MLM itu dan kemudian berhenti.
Joni menuturkan warga yang pernah ikut mengaku kesulitan untuk mencari member baru. Sehingga mereka tidak mendapatkan penghasilan.
Baca Juga
"Saya dulu juga sempat diprospek. Tapi saya bilang tidak mau. Kalau warga sini memang banyak yang ikut, tapi ya enggak lama," kata dia.
Selama ini banyak warga dari luar daerah yang datang ke rumah MK untuk ikut QNet tersebut. Biasanya, calon member baru tersebut ditempatkan di gedung pertemuan milik MK yang lokasinya sekitar 50 meter dari rumah MK.
"Calon member biasanya ikut seperti seminar di gedung pertemuan. Bukan di rumahnya," katanya.
Sejak penggeledahan rumah MK itu, aktivitas di rumah tersebut tidak seperti biasanya. Tidak banyak orang yang datang ke gedung pertemuan milik MK.
Aset MK yang ada di desa ini, kata dia, tercatat hanya rumah mewah dan gedung pertemuan. Sedangkan aset lain, ia mengaku tidak mengetahuinya.
Diberitakan sebelumnya, Tim Cobra Lumajang menangkap bos bisnis MLM QNet berinisial MK, Selasa (3/9/2019). MK ini merupakan direktur PT Amoeba International yang berafiliasi dengan PT Q-Net.