Bisnis.com, SURABAYA — Kalangan pengusaha tour dan travel Jawa Timur optimistis menggarap potensi wisata di Banyuwangi dan sekitarnya sejalan dengan adanya penerbangan langsung Banyuwangi - Kuala Lumpur sejak akhir tahun lalu.
Ketua Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (Asita) Jatim, Arifudinsyah mengatakan pihaknya meyakini Malaysia bisa menjadi hub untuk mendatangkan wisatawan mancanegara lainnya agar datang ke Jatim melalui paket promosi wisata.
"Kami sedang menggarap bagaimana Banyuwangi bisa menjadi entry point untuk daerah timurnya Jatim, dengan mengembangkan paket wisata Banyuwangi dan sekitarnya seperti Bondowoso, Probolinggo dan Jember," katanya, Rabu (14/8/2019).
Dia mengatakan tidak semua wisatawan asing seperti asal Amerika dan Eropa paham keberadaan wisata Gunung Bromo dan Gunung Ijen berada di Jawa Timur. Untuk itu, pengusaha meminta dukungan pemerintah agar ikut mempromosikan ikon wisata Jatim ini ke luar negeri setidaknya di Malaysia.
"Tingkat kehadiran wisawatan asing ke Malaysia kan cukup tinggi. Nah, melalui promosi di Malaysia kita bisa menggaet wisatawan Amerika atau Eropa bahkan orang Malaysia itu sendiri untuk dibawa ke Jatim," imbuhnya.
Namun begitu, lanjutnya, pemerintah harus konsisten dalam mengandakan event-event menarik agar calon wisman yang akan datang dan telah memesan tiket pesawat serta hotel tidak kecewa.
"Selain itu, penambahan direct flight internasional ke Surabaya maupun Banyuwangi memang perlu terus dikembangkan jika ingin meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan asing," imbuhnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Teguh Pramono mengatakan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Jatim melalui Bandara Internasional Juanda pada semester I/2019 mencapai 109.759 kunjungan, jumlah tersebut turun 24,62% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 145.599 kunjungan.
"Namun, kunjungan wisman pada Juni 2019 saja tercatat mencapai 23.150 kunjungan, naik 58,46% dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 14.609 kunjungan," katanya.
Menurutnya, peningkatan kunjungan wisman dari Mei ke Juni tersebut karena dampak berakhirnya momen Lebaran sehingga aktivitas wisata maupun bisnis orang asing di Jatim kembali berjalan.
Sementara penurunan jumlah wisman secara kumulatif sepanjang semester I, diperkirakan akibat tingginya harga tiket pesawat baik domestik maupun internasional, termasuk adanya momen pemilu di awal tahun tahun.
Adapun wisman terbanyak yang menjadi langganan Jatim di antaranya adalah berasal dari Malaysia dengan kontribusi hampir 30%, disusul Singapura 10,76%, China 8,31%, Taiwan 3,71%, dan Thailand 2,75%, serta lainnya dikontribusi oleh Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, India dan Jerman.