Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Malang Dorong Kopi Daerah Tembus Ekspor

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang mendorong kopi daerah binaan lembaga tersebut untuk dapat pasar ekspor lewat peningkatan kualitas produk dari hilir sampai hulu.
Kepala Perwakilan BI Malang Azka Subhan Aminurridho (kiri) bersama Ketua Poktan Sumber Makmur Abadi Nur Hidayat di Desa Jatiarjo, Kec. Prigen, Kab. Pasuruan, Kamis (4/7/2019)/Bisnis-Choirul Anam
Kepala Perwakilan BI Malang Azka Subhan Aminurridho (kiri) bersama Ketua Poktan Sumber Makmur Abadi Nur Hidayat di Desa Jatiarjo, Kec. Prigen, Kab. Pasuruan, Kamis (4/7/2019)/Bisnis-Choirul Anam

Bisnis.com, PASURUAN—Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang mendorong kopi daerah binaan lembaga tersebut untuk dapat pasar ekspor lewat peningkatan kualitas produk dari hilir sampai hulu.

Kepala Perwakilan BI Malang Azka Subhan Aminurridho mengatakan program pengembangan UMKM berorientasi ekspor merupakan salah satu program strategis BI untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, serta sebagai upaya untuk mengurangi defisit transaksi berjalan.

“Salah satu kegiatan yang dilakukan, dengan melakukan sinergi bersama pemerintah daerah untuk pengembangan UMKM berorientasi ekspor yakni komoditas kopi dan dilakukan di wilayah Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Malang,” katanya di sela-sela kerja sama ekspor PT Berkah Rumah Dagang Indonesia di Pasuruan, Kamis (4/7/2019).

Salah satu Kelompok Tani (Poktan) komoditas kopi binaan Bank Indonesia Malang yang telah berhasil menembus pasar ekspor adalah Kelompok Tani Sumber Makmur Abadi, yang berlokasi di Kabupaten Pasuruan.

Poktan Sumber Makmur Abadi telah dibina Bank Indonesia Malang sejak tahun 2018, dengan anggota kelompok sekitar 34 orang. Adapun lokasi pengembangan klaster kopi berada di kawasan lereng Gunung Arjuno, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, yang berada di ketinggian 1.000-1.500 Mdpl sehingga sangat cocok untuk budidaya tanaman kopi. Luas areal yang ditanami kopi robusta di kisaran 57 hektare, sedangkan yang ditanami kopi Arabica adalah sekitar 25 hektare.

Selama menjadi binaan Bank Indonesia, kelompok telah mendapatkan berbagai pelatihan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia, mulai dari pelatihan budidaya kopi Arabica dan Robusta, pelatihan mengenai “How to Start Export” dan “Digital Marketting” dalam rangka program rintisan eksportir baru dan global e-commerce, hingga Workshop Pencatatan Informasi Keuangan Usaha Mikro dan Kecil dan Sosialisasi Pembiayan Perbankan kepada UMKM.

Poktan juga diajarkan untuk mengaplikasikan pencatatan keuangan UMKM melalui media elektronika berbasis android yang dikembangkan oleh Bank Indonesia bekerjasama dengan Ikatan Akuntan Indonesia, yakni Sistem Informasi Aplikasi Pencatatan Keuangan (SI APIK). BI juga turut membantu kelompok untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi kopi melalui Program Sosial Bank Indonesia berupa mesin pengolahan kopi pascapanen antara lain sangrai kopi/roaster, alat ukur kadar air biji kopi dan mesin pulper kapasitas 1.000-1.200 kg/jam.

Dengan adanya bantuan peralatan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil akhir biji kopi yang sesuai dengan permintaan konsumen baik lokal maupun internasional/pasar ekspor, membuat proses kerja menjadi lebih mudah, serta diharapkan pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan para anggota kelompok.

Poktan Sumber Makmur Abadi kemudian difasilitasi untuk melakukan kerjasama ekspor komoditas kopi ke Perancis dengan eksportir PT Berkah Rumah Dagang Indonesia oleh Pemprov Jatim, yakni Biro Administrasi Perekonomian Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Tahun ini, rencananya poktan akan mengirimkan green bean jenis Arabika dan Robusta dengan total sekitar 22 ton atau senilai Rp1,8 miliar. Dengan adanya koordinasi dan sinergi yang baik dari berbagai pihak ini, diharapkan dapat semakin mendorong pengembangan komoditas kopi sebagai salah satu komoditas unggulan ekspor di wilayah Kabupaten Pasuruan.

Ke depannya, Bank Indonesia akan terus mendorong UMKM kopi binaan untuk terus meningkatkan kualitas produk sehingga dapat diterima pasar global, dan pada akhirnya mampu meningkatkan kinerja ekspor nasional serta berperan dalam upaya mengurangi defisit transaksi berjalan

Pemilik PT Berkah Rumah Dagang Indonesia yang sekaligus Ketua Umum Lembaga Rumah Dagang Indonesia (LRDI), lembaga yang bergerak dalam pengembangan UMKM agar dapat menembus pasar ekspor, Diebel Effendi, mengatakan ada tren angka ekspor produk UMKM, termasuk di Jatim, terus menurun.

Problem yang mendasar, karena produk tersebut ternyata memang kalah bersaing dengan negara kompetitor karena tidak didisain untuk memenangkan persaingan. Produk UMKM nasional berbiaya tinggi.

Kondisi yang sama juga terjadi di Jatim, padahal provinsi penyumbang ekspor yang tinggi, terutama dari produk UMKM. Karena itulah, LRDI bekerja sama dengan Pemprov Jatim untuk mengatasi masalah tersebut.

Nantinya, dibentuk Panitia Kerja Tetap Percepatan Pengusahaan Ekspor Jatim dengan melibat berbagai pemangku kepentingan. Termasuk dari lembaga internasional seperti Bank Dunia.

“Kami akan membuat rountable untuk membahas feasibility, roadmap, dan modelnya. Kalau sudah ada roadmap, maka ada panduan jelas untuk dapat memanfaatan peluang ekspor,” ujarnya.

Kepala Sub Bagian Perdagangan dan Promosi Biro Administrasi Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Jatim Wahtyu Ilham Pradana mengatakan kerja sama tersebut segera diformalkan dengan landasan hukum SK. Gubernur.

“Ada banyak potensi komoditas ekspor asal Jatim, seperti kopi, beras hitam organic, ubi madu, dan produk makanan minuman,” ujarnya.

Kepala Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Kementan Ardi Praptono mengatakan agar produk perkebunan di Jatim lebih dapat diterima pasar, maka pihaknya mendorong produk pertanian memperoleh SNI, UTZ, dan EU karena dikelola secara organic.

“Tahun ini, ada 17 daerah yang ditangani penerbitan sertifikat organic, berupa koki, kakao, dan gula aren, sebagian besar sudah terbit, dan sebagian kecil dalam proses terbit,” ujarnya.

Ketua Poktan Sumber Makmur Abadi Nur Hidayat mengatakan dengan berhasilnya kopi Arjuna menembus pasar ekspor maka petani akan dapat antusias dan mempercepat mengelola hutan lewat program Perhutanan Sosial.

Yang sudah dikelola, 34 hektare dari rencana total 209 hektare yang segera terbit surat penetapannnya. Pada 2032, diharapkan lahan seluas itu sudah dapat dikelola petani.

 Pemimpin Cabang BNI Pasuruan Rinto Indra Irsam mengatakan produk-produk UMKM berpeluang dibiayai lewat skema KUR. Di wilayah kerja BNI Pasuruan, tahun ini ada kuota KUR sebesar Rp130 miliar dan 50% sudah terserap.“Kopi berpotensi didanai KUR dan potensi luasan lahan maupun jumlah petani sangat besar,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Choirul Anam
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper