Bisnis.com, SURABAYA – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Jawa Timur memproyeksikan Provinsi Jatim bakal mengalami net inflow dalam 2 – 3 bulan setelah Lebaran berakhir seiring dengan karakteristik Jatim sebagai salah satu sentra ekonomi.
Deputi Kepala Perwakilan BI Jatim, Yudi Harimukti mengatakan seperti kondisi Lebaran tahun-tahun sebelumnya, Jatim selalu mengalami net inflow atau lebih banyak uang kas yang masuk dari pada kas yang keluar, bahkan secara tahunan pun Jatim selalu mengalami net inflow.
“Ini terjadi karena memang Jatim merupakan sentra ekonomi, tempatnya para pengusaha, eksportir di sini juga banyak, lalu banyak pegawai luar Jawa yang mengirimkan uangnya ke rekeningnya di Jatim sebagai tempat asalnya, juga orang luar Jatim yang sering belanja barang di Jatim,” jelasnya di sela-sela Halal Bihalal di Rumah Dinas Kepala Perwakilan BI Jatim, Selasa (11/6/2019).
Dia mengatakan selama momen Ramadhan dan Lebaran umumnya banyak uang beredar alias terjadi net outflow (kas keluar lebih banyak dari pada kas yang masuk), tapi setelah Lebaran berakhir atau pada Juni ini uang yang selama ini beredar di masyarakat akan kembali disetor ke perbankan.
Berdasarkan data BI Jatim, pada periode Ramadhan tahun lalu atau Mei 2018, Jatim mengalami nett outflow sebesar Rp4,6 triliun, yakni tercatat ada arus uang keluar (cash outflow) sebesar Rp8 triliun, sedangkan arus uang yang masuk (cash inflow) hanya Rp3,4 triliun.
Sedangkan pada Juni 2018 atau saat memasuki momen Lebaran, tercatat ada Rp7,2 triliun arus kas keluar dan Rp8,1 triliun arus kas masuk sehingga Jatim mengalami nett inflow sebesar Rp9 miliar.
Selanjutnya, pasca Lebaran atau Juli 2018 tercatat ada Rp2,5 triliun arus uang keluar , dan Rp6,7 triliun arus uang yang masuk sehingga Jatim mengalami net inflow pada Juli 2018 sebesar Rp4,2 triliun.
Sementara untuk momen Ramadhan tahun ini (data per 20 Mei 2019), tercatat ada Rp4,48 triliun arus uang yang keluar, sedangkan arus yang masuk hanya Rp2,5 triliun sehingga Jatim mengalami net outflow Rp1,98 triliun.
“Kami perkirakan Juni dan Juli nanti ini akan mengalami net inflow karena uang yang kemarin beredar sudah mulai disetor ke bank-bank. Dan perputaran uang selama puasa dan Lebaran ini kelihatannya tidak jauh dari prediksi kami sebelumnya sekitar Rp33 triliunan, tapi realisasinya berapa? Belum kami cek,” imbuh Yudi.
Kepala Perwakilan BI Jatim, Difi Ahmad Johansyah menambahkan, perputaran uang di Jatim pada periode Lebaran tahun ini jauh lebih tinggi karena dipengaruhi oleh adanya infrastruktur jalan tol baru yang telah mengkoneksikan banyak daerah.
Difi mencontohkan, daerah wisata Batu yang sempat dikunjunginya pada libur Lebaran terlihat banyak kendaraan dari luar daerah sebagai dampak adanya akses tol Surabaya – Singosari, atau Probolinggo – Singosari.
“Kalau kita amati, tahun ini jalan tol kan nyambung semua, lalu beberapa tempat makin ramai. Saya ke Batu semua plat mobil ada dari berbagai daerah. Ini fenomena baru, dan membutuhkan ekstra pelayanan dari kita,” katanya.
Selain itu, lanjutnya, aktivitas transkasi non tunai juga lancar selama libur Lebaran, terutama transaksi di jalan tol. Menurutnya, kini masyarakat lebih mengerti dan paham untuk mengisi kartu tol atau top up e-toll sesuai dengan kebutuhannya.
“Alhamdulliah non tunai juga lancar dibandingkan tahun lalu, karena masyarakat makin mengerti misalnya jalan tol mereka harus cek dulu saldonya sehingga tidak bingung kehabisan saldo, karena ada beberapa tol ada yang tarif totalnya sampai Rp300.000,” imbuh Difi.