Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (Bank Jatim) menyatakan penyaluran kredit pada kuartal I/2019 akan terbatas. Pasalnya, Pemilihan Presiden baru rampung pada awal kuartal II/2019.
Otoritas Jasa Keuangan mencatat pada tahun lalu rasio penyaluran kredit terhadap dana (loan to deposit ratio/LDR) naik 5,68% menjadi 94,78% dari 89,1% pada realisasi tahun sebelumnya. Adapun, bank pada kelompok bank umum kelompok usaha (BUKU) III mencatatkan kenaikan paling tinggi yaitu sebesar 6,71% menjadi 103,37%.
Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha mengatakan ekspansi perbankan akan terbatas sebelum Pilpres rampung. Adapun, sambungnya, perseroan akan menaikkan LDR di kisaran 70% dari realisasi tahun lalu di level 66,57%.
"Pasca Pilpres [penyaluran kredit] akan lebih kencang karena arah kebijakan, terutama infrastruktur, bakal dioptimalkan," papar Ferdian kepada Bisnis, Kamis (28/2/2019).
Ferdian menambahkan kredit perbankan akan tumbuh sekitar 9% hingga 12% pada tahun ini. Menurut Ferdian, pertumbuhan kredit perbankan akan cenderung stabil sepanjang 2019.
Di sisi lain, Ferdian berujar perseroan menargetkan pertumbuhan portofolio kredit perseroan akan melakukan akselerasi atau tumbuh setidaknya 9,5% pada akhir tahun menjadi sekitar Rp37 triliun dari Rp33,8 triliun pada tahun lalu. Pada tahun lalu perseroan tumbuh 6,74% secara tahunan.
Baca Juga
Salah satu cara mencapai target tersebut adalah dengan melakukan penetrasi penyaluran kredit ke segmen UMKM. Maka dari itu, lanjutnya, perseroan akan fokus menawarkan produk Kredit Pundi Kencana dan melakukan penghubungan penawaran dengan BPR.
Selain itu, Ferdian mengemukakan perseroan akan menawarkan pembiayaan kepada badan layanan umum daerah seperti rumah sakit dan sekolah, berpartisipasi dalam kredit sindikasi, dan kredit kepada kontraktor proyek-proyek pemerintah daerah.
Belum lama, Bank Jatim bersama unit usaha syariahnya mengambil bagian dalam kredit sindikasi dua perusahaan anak Waskita Toll Road senilai Rp1,05 triliun. Adapun, tahun lalu perseroan mengucurkan kredit sindikasi sejumlah Rp2,5 triliun.
Perseroan, menurutnya, juga akan mengandalkan penyaluran kredit konsumer pada tahun ini melalui produk kredit multiguna, kredit payroll, dan kredit pensiun.
Sebelumnya, perseroan telah bekerja sama dengan PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Repbulik Indonesia (Persero) (ASABRI) dalam menyalurkan dana pensiun kepada ASN TNI dan Polri mulai Februari mendatang.
Sampai 2018, jumlah debitur kredit pensiunan perseroan tumbuh 391,69% menjadi 15.577 debitur dari 3.168 debitur pada tahun sebelumnya.