Bisnis.com, NGAWI – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak melepas ekspor perdana komoditas daun nilam kering sebanyak tujuh ton produksi petani Kabupaten Ngawi ke India.
Keterangan tertulis dari Pemkab Ngawi yang digerima di Ngawi, Kamis (28/2/2019), menyebutkban bahwa pemberangkatan ekspor daun nilam kering itu dilakukan saat Kegiatan Agro Gemilang Ekspor Generasi Milenial Bangsa Kabupaten Ngawi di Notosuman, Kabupaten Ngawi, Rabu (27/2).
Wagub Emil memberikan apresiasi karena petani Ngawi pintar membaca peluang membudidayakan daun nilam pada saat pasar ekspor kian terbuka.
"Pertumbuhannya cepat. Kami salut dengan pengiriman daun nilam ini. Diharapkan ekspor ini tidak hanya menjadi prestasi bagi satu, dua, atau tiga petani, namun prestasi bagi banyak petani lain," ujar Wagub Emil.
Menurut dia, Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus mendorong para petani untuk meningkatkan kualitas komoditasnya guna mendongkrak ekspor .
"Agar bisa laku di pasar, produk pertanian dari Jatim harus ditingkatkan nilainya, kualitasnya, dan volumenya," kata dia.
Mantan Bupati Trenggalek ini mengatakan, nilai ekspor Jatim sampai dengan Februari 2019 mencapai Rp1.599,292 miliar. Nilai tersebut berasal dari sembilan komoditas di antaranya kopi, kayu, margarin, mente, cengkih, lada, pala, dan nilam.
Semua komoditas tersebut sudah tersebar di 82 negara. Bukan hanya di wilayah Asia, tetapi juga masuk ke negara-negara Eropa dan Amerika.
Bupati Ngawi Budi Sulistyono mengatakan tanaman nilam di Ngawi mulanya hanya sebagai tanaman yang tumbuh liar di perkebunan lereng Gunung Lawu. Wilayah Ngawi yang banyak digunakan untuk menanam nilam ada di Kecamatan Ngrambe dan Jogorogo.
"Awalnya tanaman nilam ini bagai tumbuhan liar tidak berguna. Nanun di luar dugaan, daun nilam di luar negeri banyak diminati, sebagai bahan obat-obatan dan kosmetik," kata Kanang, sapaan akrab Bupati Budi.
Ekspor perdana nilam sebanyak 7 ton ke India itu per kilogram dihargai sebesar 1,65 dolar AS atau setara dengan Rp 23.142 (kurs 1 US Dolar sebesar Rp14.026).
Kanang menambahkan, untuk meningkatkan volume ekspor daun nilam di Ngawi dibutuhkan waktu hingga empat tahun ke depan. Jika menjanjikan, bisa dikembangkan lebih besar lagi.
Selain daun nilam, Kabupaten Ngawi juga memiliki banyak potensi komoditas lain untuk pasar ekspor, seperti kopi dan cengkih.
Selain Wagub Emil, acara ekspor daun nilam perdana itu juga dihadiri oleh anggota DPR RI Ibnu Multazam, Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil, Bupati Ngawi Budi Sulistyono, dan ratusan petani dan Tani Milenial setempat.