Bisnis.com, MALANG—Kota Malang nantinya akan didisain menjadi kota tematik dengan ciri khas tertentu yang berakar dari seni-budaya Malangan.
Plt Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan nantinya ketika ada masyarakat masuk ke wilayah Kota Malang maka sudah mengetahui bahwa daerah itu sudah mewakili citra Kota Malang baik dari masyarakatnya maupun dari hal lainnya.
"Perbedaan antara Pasuruan misalnya dan Kab. Malang Malang bukan lagi ditentukan oleh Gapuro saja tapi harus ada citra Malangan atau tematik Malangan berpijak dengan kreatifitas dan budaya seperti halnya di Jogjakarta," katanya saat Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Seluruh Indonesia (APTISI) Komisariat IV Jawa VII) di Ruang Kerja Wali Kota, Senin (13/8/2018).
Mengenai masalah kemacetan, dia berharap, ada sinegitas antara Pemkot Malang dan perguruan tinggi dalam mencari solusi mengatasi masalah tersbut. "Memang perlu banyak kajian dan rekayasa lalu lintas untuk mengurangi kemacetan dan perguruan tinggi berperan dalam hal ini," kata Sutiaji.
Keberadaan perguruan tinggi termasuk perguruan tinggi swasta sangat penting dalam upaya membangun daerah. Kajian bersifat ilmiah dan akademis dari perguruan tinggi diharapkan mampu menjadi bagian dalam upaya membangun Kota Malang
Dia juga menegaskan tiga pemda, yakni Pemkot Malang, Pemkab Malang dan Pemkot Batu sudah satu suara untuk membangun sinergi dalam membangun tiga daerah tersebut sehingga peran PT menjadi penting.
Baca Juga
Berkaitan dengan program penghijauan yang disampaikan oleh APTISI dalam audiensi tersebut, Sutiaji menegaskan jika RTH Kota Malang masih harus terus ditambah sesuai dengan aturan perundang-undangan yang mewajibkan daerah memiliki 30 persen Ruang Terbuka Hijau (RTH) dari luas wilayah daerah.
"RTH kita masih di kisaran 10 persen dan kita terus tingkatkan RTH sebagaimana amanat undang-undang. Ini membutuhkan sumbangan pikiran dari perguruan tinggi," tukasnya.
Ketua APTISI Komisariat IV Jawa VII Dyah Sawitri, dalam kesempatan itu mengapresiasi Pemerintah Kota Malang yang selama ini menjalin komunikasi dengan baik bersama perguruan tinggi termasuk perguruan tinggi swasta (PTS).
Ada beberapa ide, gagasan serta masukan dari APTISI dalam forum audiensi tersebut. Termasuk diantaranya yakni pengembangan kampung tematik, kampung entrepreneur, kampung IT hingga kampung Inggris.
"Gagasan membentuk Kampung Inggris ini nanti kita akan libatkan PKK dan Dharmawanita. Nantinya ibu-ibu rumah tangga akan dilatih berbahasa inggris dengan harapan nanti bisa digunakan pada saat mendampingi wisatawan asing," katanya.
Dyah Sawitri yang juga Rektor Universitas Gajayana Malang itu menekankan jika kampus siap bersinergi dengan Kota Malang untuk mengawal program smart city termasuk bagaimana membantu penghijauan dan peduli terhadap sampah.
"Ke depan kami juga akan mengadakan KKN terpadu di Kota Malang dimana di setiap kelurahan nanti akan dibina dan diharapkan ada nilai tambah," ujarnya.