Bisnis.com, SURABAYA - Kota Surabaya tahun ini diperkirakan tidak mengalami lonjakan arus urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota secara signifikan.
Jamhadi, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surabaya, mengatakan hal tersebut dipicu oleh adanya kota/kabupaten lain yang memiliki daya tarik seperti Surabaya dalam hal upah minimum kota (UMK).
"Sekarang UMK di ring 1 cukup menarik para pendatang seperti Sidoarjo, Gresik, Pasuruan, dan juga Mojokerto. Bahkan di sana menawarkan banyak lapangan kerja terutama sektor industri, jadi saya prediksi urbanisasi akan merata ke daerah lain, tidak tumpah di Surabaya," jelasnya hari ini Rabu (20/6/2018).
Dia mengatakan selain itu sekitar 40% PDRB Surabaya pun kebanyakan bergerak di sektor jasa dan perdagangan sehingga kurang banyak menyerap tenaga kerja dibandingkan sektor industri.
"Kecuali lapangan kerja sektor infrastruktur atau konstruksi di mana Surabaya saat ini banyak pembangunan gedung-gedung hotel, apartemen maupun perkantoran," ujarnya.
Jamhadi menambahkan, hingga saat ini Kota Surabaya sendiri masih memiliki pekerjaan rumah untuk menyelesaikan masalah pengangguran yang jumlahnya sekitar 6% dari jumlah penduduk.
"Meski arus urbanisasi tidak sekencang dulu, tapi pemerintah perlu menangani dan mencari solusi bagi masalah pengangguran ini," imbuhnya.