Bisnis.com, SURABAYA - Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur nomor urut 1 Khofifah Indar Parawansa dan Emil E. Dardak bakal meningkatkan tenaga kerja Indonesia (TKI) maupun wanita (TKW) yang skilled labour (tenaga kerja berpendidikan formal dan non formal) agar memiliki daya saing tinggi.
Dalam acara Debat Publik I Pilgub Jatim yang disiarkan langsung oleh salah satu stasiun televisi iNews Selasa (10/4/2018), Khofifah mengatakan hingga kini sebanyak 51% warga di Jatim berusia 15 tahun yang bekerja ternyata tidak lulus SD atau unskilled labour sehingga mereka memilih menjadi TKI atau TKW.
"Kami ingin mereka bisa mendapat program keterampilan agar mereka saat dikirim menjadi TKI tapi skilled labour," katanya.
Emil menambahkan, poinnya agar TKI bisa berangkat ke luar negeri dengan bekal perlu memaksimalkan pembekalan keterampilan agar target 30% bekerja di jabatan formal bisa tercapai.
"Di satu sisi salah satu agar mereka tidak berangkat ke luar negeri adalah kewirausahaan," katanya.
Sementara itu, menurut paslon nomor urut 2, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul dan Puti Guntur Soekarno dalam mempersiapkan tenaga kerja yang terpenting adalah punya keterampilan dan sertifikasi.
"Khusus pekerja migran harus kita pastikan mereka yang mau berangkat ke luar negeri punya sertifikat dan keterampilan. Kita harus kerja sama dengan stake holder jadi ke depan tidak boleh ada TKI yang berangkat tanpa syarat," kata Gus Ipul.
Selain itu, lanjutnya, bila terpilih memimpin Jatim, Gus Ipul akan memperkuat SMK dan Balai Latihan Kerja (BLK) yang ada agar warga punya kesempatan di bursa kerja.
"Kertampilan juga perlindungan buruh tidak hanya kita lakukan terhadap buruhnya tapi juga keluarga yang ditinggal bekerja di luar negeri. Mereka tumbuh tidak didampingi ibu mereka, jadi ada fasilitasi pendampingan bersama LSM," imbuh Puti.
Selain itu, tambahnya, pasca menjadi buruh, paslon nomor 2 punya program Super Star pengembangan kreativitas UMKM dan start up bagi buruh migran yang kembali dari luar negeri.
Diketahui, Jatim sendiri menjadi penyumbang terbesar buruh migran Indonesia. Pelayanan Satu Pintu Tenaga Kerja Indonesia mencatat jumlah TKI di Jatim telah mencapai 63.498 orang. Program tersebut merupakan program kerja unggulan para paslon dalam membuat kebijakan penyerapan TKI.