Bisnis.com, SURABAYA - Pasangan calon gubernur nomor urut 2, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul dan Puti Guntur Soekarno bakal meningkatkan fasilitas sekolah madrasah diniyah mengingat selama ini kurang mendapat perhatian.
Dari pantauan Bisnis melalui siaran langsung iNews dalam Debat Publik I Pilgub Jatim, Gus Ipul mengatakan pada dasarnya keberadaan sekolah madrasah diniyah tersebut adalah untuk penanaman akidah dan ideologi sekaligus menanamkan bahwa siswa tersebut adalah orang Indonesia. Selain itu, pendidikan madrasah diniyah jiga merupakan pendidikan katakter yang selama 10 tahun ini sudah dibiayai oleh pemerintah.
"Memang fasilitas Madrasah Diniyah ini tidak memadai seperti sekolah formal lainnya, tapi kalau ini bisa direvitalisasi dan dilakukan sedikit tambahan Insya Allah akan menambah pendidikan lebih bagus dan fasilitas bagus," katanya saat menjawab pertanyaan dari moderator Debat Publik I Pilgub Jatim, Selasa (10/4/2018).
Dia mengatakan selama ini sudah ada 10.000 guru yang disekolahkan, dan muridnya nanti akan diberi subsidi dan pembangunan fasilitas yang didukung secara bertahap untuk meneruskan program yang selama ini sudah ada.
Puti menambahkan pihaknya punya program Madin Plus yang sudah ada sebelumnya maka dana BOS daerah. Namun nantinya, pasangan ini berkomitmen akan memeperluas atau menambah pemberian BOS daerah bagi madrasah diniyah.
"Kami juga akan beri insentif para santri dan ustad dan bagiamana agar mereka dapat kesempatan mendapat pendidikan ke luar negeri agar pendidikan meningkat. Perjuangan untuk dapat BOS dari pusat akan kami upayakan," katanya.
Sementara itu paslon nomor urut 1, Khofifah dan Emil justru akan mengelola dana pendidikan secara merata hingga ke pelosok daerah yang menurutnya tidak tersentuh oleh pemerintah. Selain itu, perlu ada pemerataan level sekolah umum dengan madrasah diniyah.
"Saya dan mas Emil akan negosiasi dengan pemerintah pusat bahwa BOS juga berlaku untuk madrasyah dinyah. Kesejahteraan guru juga butuh perhatian luar biasa dari pemangku kebijakan," kata Khofifah.
Menurut Emil, yang terpenting dalam meningkatkan pendidikan madrasah diniyah adalah mengatasi ketimpangan antara di desa dan kota, wilayah selatan dan utara.
"Pengelolaan jangan sampai ada ketimpangan," katanya.