Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bawang Putih Picu Inflasi Meski Importir Klaim Pasokan Normal

Asosiasi Pengusaha Bawang Putih Indonesia (APBPI) menilai harga bawang putih saat ini masih relatif normal dan pasokan di pasar-pasar tradisonal dan modern masih aman.
Ilustrasi./Antara-Jojon
Ilustrasi./Antara-Jojon

Bisnis.com, SURABAYA – Asosiasi Pengusaha Bawang Putih Indonesia (APBPI) menilai harga bawang putih saat ini masih relatif normal dan pasokan di pasar-pasar tradisonal dan modern masih aman.

Ketua APBPI Pieko Nyoto Setia mengatakan saat ini harga bawang putih di tingkat distributor sekitar Rp18.500-Rp20.000/kg. Menurutnya harga tersebut masih wajar meski mengalami kenaikan dalam beberapa bulan ini.

“Sampai jam ini juga tidak ada kelangkaan bawang putih dan masih bisa didapatkan di pasar dengan mudah karena pasokannya masih ada,” katanya kepada Bisnis, Kamis (5/4/2018).

Dia mengatakan saat ini pun importir bawang putih juga punya kewajiban untuk menanam bawang putih sebanyak 5% dari volume permohonan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) sesuai Peraturan Menteri Pertanian No.38/2017. Sehingga pasokan bawang putih untuk beberapa bulan ke depan diperkirakan masih aman.

“Menanam bawang putih sudah dilakukan mulai tahun ini dan panen raya menunggu sampai Juli, lalu Agustus- September kami akan mulai tanam lagi,” katanya.

Mengingat jadwal tanam 2017 akan segera berakhir tahun ini, kata Pieko, pemerintah diminta untuk segera memproses lagi permohonan RIPH agar pengusaha dapat segera melaksanakan tanam bawang putih 2018, apalagi bibit dan lahan tanam di Indonesia saat ini masih belum mencukupi.

“Importir menanam baru terlaksana tahun ini, tentunya harus melalui suatu proses antara penyesuaian terhadap kemitraan dengan petani, pengenalan varietas bibit, sewa lahan dan ketersediannya yang harus di ketinggian 800-1200 mdpl,” jelasnya.

Direktur Utama PT Fajar Mulia Transindo ini memperkirakan panen raya bawang putih tahun ini juga tidak terlalu terganggu oleh iklim dan cuaca. Biasanya, setelah perayaan Imlek hingga Ceng Beng (ziarah ke makam lelulur bagi Tinghoa) merupakan hari mulai redanya musim hujan.

“Setelah Ceng Beng biasanya hujan berkurang alias habis atau mulai masuk musim kemarau. Artinya kita akan menggunakan momen ini untuk segera menanam bibitnya,” imbuhnya.

Pemerintah diminta untuk segera memproses lagi permohonan RIPH agar pengusaha dapat segera melaksanakan tanam bawang putih 2018.

Terpisah, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Teguh Pramono mengatakan bahwa pada Maret 2018 komoditas bawang putih menjadi salah satu faktor pemicu inflasi di Jatim 0,06% dengan peningkatan harga 18% pada Maret, disusul bensin, bawang merah dan cabai rawit.

"Memang bawang putih dalam 3 bulan pertama tahun ini cukup berperan dalam memicu inflasi Jatim. Bahkan kenaikan harga bawang putih terjadi di hampir semua wilayah seperti Surabaya, Madiun, Kediri, Malang, Sumenep dan Probolinggo," ujarnya.

Ada Anomali

Kementerian Pertanian menilai seharusnya tidak terjadi kenaikan harga pada komoditas bawang putih karena pasokan impor cukup untuk kebutuhan dalam negeri.

Direktur Pemasaran dan Pengolahan Hasil Hortikultura, Kementan, Yasid Taufik mengatakan seharusnya tidak ada lonjakan harga karena importir sudah memberikan margin 100% dari komoditas tersebut.

“Seharusnya tidak perlu ada lonjakan harga, karena harga pembelian importir sampai di indonesia berkisar Rp9500 per kg bila dijual selama ini sekitar Rp18.000 per kg di Pasar Induk Kramat Jati maka margin berkisar 100%,” katanya kepada Bisnis pada Kamis (5/4).

Faktor kedua adalah rantai pasokan untuk pemasaran bawang putih impor cukup efisien dan pendek karena langsung dari importir ke pasar grosir. Besaran presentase bawang putih impor pada pasar nasional adalah 95% sedangakan bawang putih lokal 5%. Oleh sebab itu seharusnya dengan rantai pasokan yang pendek dan efisien, pasokan tidak terganggu.

“Pasokan bawang putih impor berdasarkan izin impor yang keluar yang mencapai 125.000 ton seharusnya cukup untuk memenuhi 3 bulan kebutuhan dalam negeri,” katanya.

Namun, terjadi anomali pasokan karena menurutnya terjadi penurunan pasokan secara tajam pada 2-3 April sebesar 6 ton dan 10 ton ke Pasar Induk Kramat Jati. Lalu sehari setelahnya baru kembali normal dengan masuknya pasokan 36 ton pada 4 April dan 90 ton pada 6 April.

Menurutnya, fluktuasi pasokan bawang putih ke pasar sangat ditentukan oleh peran importir merealisasikan impornya dan upaya memasok bawang putih yang di impor ke pasar domestik. Dengan begitu, maka seharusnya perizinan terkait dengan impor bawang putih tidak perlu ada hambatan karena kebutuhan bawang putih hampir sepenuhnya dari impor.

“Harga [beli] bawang putih di petani Rp34.000 per kg, sedangkan harga di pasar Rp36.000 per kg dan bawang putih impor di pasar 26.000 per kg,” katanya.

Data PIHPS pada April 2017 di Jakarta harga bawang putih mulai merangkak di nilai Rp49.000 per kg lalu meroket sampai dengan Rp66.000 per kg pada 27 April. Setelah itu memasuki bulan Mei, harga bawang putih terus meroket Rp72.500 per kg sedangkan pada Juni Rp73.750 per kg.

Pada April 2018, harga bawang putih dibuka dengan harga Rp65.000 per kg dan turun ke Rp57.500 pada saat ini.

Pengamat pertanian, Bayu Krisnamurthi mengatakan untuk bisa mengendalikan harga adalah dengan mengimpor bawang putih lalu mengatur stok dan pasokannya karena bawang putih di Indonesia itu 5% dari petani lokal dan 95% hasil impor,

“Kalau mau mengendalikan harga ya impor. Lalu atur stok dan pasokan. Stok penting karena bwng putih dapat disimpan lama,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper