Bisnis.com, SIDOARJO—Sejumlah petani garam di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, mengaku merugi akibat hujan yang melanda wilayah setempat dalam beberapa hari terakhir.
Salah seorang petani tambak di Sidoarjo, Abdul Ghofur, Rabu (25/10/2017) mengatakan, hujan yang terjadi di wilayah setempat dalam beberapa hari terakhir membuat garam yang siap dipanen kembali hancur diterpa hujan.
"Biasanya untuk menjadikan proses garam membutuhkan waktu sekitar sepuluh hari, tetapi dengan adanya hujan yang terjadi di wilayah Sidoarjo ini membutuhkan waktu lebih dari itu, kami rugi waktu karena harus membuat ulang," katanya.
Ia mengatakan, saat ini untuk setiap satu sak garam saat ini harganya sekitar Rp135 ribu tergantung dari kualitas garam yang berhasil dibuat oleh para petani tersebut.
"Kalau garam yang dihasilkan ini dibuat dengan menggunakan terpal sebagai pelapis, tentu hasilnya akan bagus. Sedangkan garam yang dibuat dengan menggunakan lapisan tanah biasa tentunya harganya kurang bagus," katanya.
Ia mengatakan, dirinya sudah sekitar lima belas tahun terkahir ini bekerja membuat garam bersama dengan anak-anak dan juga menantunya.
"Saya mengerjakan bersama dengan anak dan menantu dengan luasan lahan yang dikerjakan ini seluas empat hektar dan mampu menghasilkan garam seberat tujuh ton," katanya.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Santoso, salah seorang petani garam lainnya yang mengaku harus mengulang pembuatan garam akibat hujan.