Bisnis.com, MALANG—Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong penelitian pengembangan benih jagung agar bisa menyediakan bibit secara mandiri untuk menjaga keberlanjutan swasembada jagung.
Staf Khusus Menteri Pertanian Sam Herodian mengatakan saat ini memang penyediaan bibit jagung sudah dapat dipenuhi di dalam negeri, namun dengan memanfaatkan produk dari perusahaan pembibitan multinasional.
“Idealnya dapat dipenuhi dari pemulia lokal, balai benih, dan BUMN,” ujarnya di sela-sela Sarasehan dan Workshop Produksi Benih Unggul Jagung Secara Bioteknologi Dalam Rangka Mendukung Swasembada Jagung Nasional Yang Berkelanjutan, di Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan, Malang, Rabu (25/10/2017).
Karena itulah, kata dia, Kementan akan bersedia mendanai penelitian pemulia di balai penelitian, pemulia dari petani, dosen, dan lainnya tentang bibit unggul. Kementan juga bersedia membantu menyalurkan ke petani bibit hasil dari peneliti tersebut jika memang bersifat unggul.
Dia mencontohkan hasil penelitian bibit padi 3S oleh dosen IPB. Kementan bersedia mendanai untuk uji cobanya, bahkan penyalurannya ke petani.
Keunggulan padi yang ditemukan dosen IPB tersebut a.l produktifitasnya tinggi, yakni 13 ton/hektare, tahan serangan hama wereng, bisa ditanam di lahan kering, dan lebih pulen.
Karena itulah, dia mengapresiasi, dan bersedia membantu penelitian karyawan di Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan, Malang, Saptani Mukti Rahajeng. Jika penelitiannya sudah mendekati berhasil, maka segera akan dilaporkan ke Mentan untuk mendapatkan dukungan dana penelitian.